Kecerdasan Tiruan Terhebat Saat Ini Baru Secerdas Anak 4 Tahun

By , Selasa, 16 Juli 2013 | 17:35 WIB

Peneliti kecerdasan tiruan asal University of Illinois at Chicago (UIC), Amerika Serikat melakukan tes IQ terhadap sebuah sistem kecerdasan tiruan terbaik yang tersedia saat ini untuk diketahui sejauh mana kecerdasan sistem tersebut sebenarnya.

Dalam ajang US Artificial Intelligence Conference di Bellevue, Washington, tim dari UIC memaparkan, ConceptNet 4, sistem kecerdasan tiruan yang dikembangkan di MIT menjalankan beberapa tes dari Weschsler Preschool and Primary Scale of Intelligence Test, ujian IQ standar bagi anak-anak di Amerika Serikat.

Ternyata, sistem kecerdasan tiruan terbaik di dunia tersebut hanya menyamai kecerdasan rata-rata anak berusia empat tahun. Tetapi, tidak seperti anak-anak pada umumnya, nilai yang didapat mesin tersebut tidak merata di berbagai aspek ujian.

"Jika seorang anak mendapatkan nilai yang terlalu bervariasi sebanyak ini, kemungkinan ada yang salah dengan anak tersebut," kata Robert Sloan, ketua jurusan ilmu komputer UIC yang memimpin studi tersebut.

Dalam studi ini sendiri, Sloan dibantu oleh Stellan Ohlsson dan Gyorgy Turan yang merupakan pakar matematika, statistik, dan ilmu komputer, serta Aaron Urasky, seorang peneliti ilmu matematika komputer.

Menurut Sloan, ConceptNet 4 berhasil mendapatkan nilai yang bagus pada ujian kosakata. Ia mampu mengenali persamaan kata. Tetapi, ConceptNet 4 sangat buruk dibandingkan rata-rata anak berusia empat tahun dalam ujian komprehensif, yakni pertanyaan terkait "mengapa".

"Salah satu kendala terbesar dalam membuat sistem kecerdasan tiruan adalah membuat program komputer yang bisa membuat keputusan yang tepat dan bijaksana berdasarkan persepsi terhadap situasi atau kenyataan," kata Sloan. "Dengan kata lain, keputusan berdasarkan akal sehat," ucapnya.

Akal sehat telah menyulitkan para arsitek kecerdasan tiruan karena ia membutuhkan kumpulan fakta yang sangat luas dan apa yang disebut sebagai fakta implisit, atau hal-hal yang sedemikian jelas sehingga kita tidak tahu bahwa kita mengetahuinya. Sebagai contoh, komputer bisa mengetahui berapa temperatur saat air membeku, tetapi ia tidak bisa mengetahui seperti kita bahwa es itu dingin.

"Kita mengetahui sangat banyak hal," kata Sloan. "Sejak bayi, kita merangkak ke sana kemari, menangkap dan mempelajari bahwa benda-benda bisa jatuh. Kita juga mempelajari hal lain misalnya anjing dan kucing tidak suka jika ekor mereka ditarik. Kehidupan merupakan lingkungan pembelajaran yang sangat kaya," ucapnya.

Saat ini, kata Sloan, kita masih sangat jauh dari program yang mampu memiliki akal sehat, sebuah sistem kecerdasan tiruan yang mampu menjawab pertanyaan komprehensif seperti kemampuan yang dimiliki anak berusia delapan tahun. "Meski demikian, kami masih akan terus fokus mempelajari titik-titik sulit dalam penelitian terkait kecerdasan tiruan," ucapnya.