Langkah dan Angan Bergulir di Phi-Phi Island

By , Sabtu, 20 Juli 2013 | 12:05 WIB

Saya mendongakkan kepala, menghadap matahari. Sinarnya menerpa lugas, membakar kulit yang semakin merona. Karena kursi dalam kapal Ferry Phi-phi Cruiser sudah penuh terisi, terpaksa saya duduk di geladak kapal.

Terkadang saat kapal Ferry melaju membelah ombak, cipratan airnya hinggap sampai geladak. Terbakar dan tersiram pada saat yang sama. Siang itu saya tengah menyeberangi lautan, dari pelabuhan Phuket menuju Phi-Phi.

Perjalanan yang memakan waktu kurang 90 menit itu berakhir ketika ferry merapat ke Ton Say Bay. Siang itu, Pier dipenuhi para pendatang yang hendak pulang atau baru datang ke Phi-Phi Island. Saya memanggul ransel turun dan memijakkan kaki di barisan kayu. Bersama para turis lain yang baru saja tiba di sana, kami melangkah ke pulau.

Tak lama, terpampang jelas Tourist Information Center. Di pusat informasi ini, pengunjung dapat bertanya apa saja mengenai Phi Phi Island, mulai akomodasi, tempat menuntaskan rasa lapar, sampai mencuci baju-baju kotor.

Sejak pertengahan 1990-an, Phi-Phi Island merupakan suatu destinasi wajib kunjung bagi para pelancong yang datang ke Phuket. Salah satu faktor pendorong popularitas lokasi ini adalah film The Beach, berbintang utama Leonardo DiCaprio.

Film ini mengambil setting di Maya Bay, sebuah laguna dekat Koh Phi-Phi (koh berarti pulau dalam bahasa Thailand). Keindahan lokasi ini membuat potensi pariwisata Koh Phi-Phi terus digali.Dari berbagai pilihan rekreasi dan water sports, scuba diving merupakan olah raga yang cukup terkenal di sini.

Fasilitas-fasilitas yang ditawarkan operator-operator diving terbilang lengkap, semisal Seafrog Diving Center. Kalaupun peminat adalah amatir dan tidak berbekal peralatan apapun, jangan khawatir. Banyak operator selam merangkul calon konsumen dari berbagai tingkatan, mulai profesional, sampai mereka yang hanya ingin merasakan sensasi keindahan bawah laut. Peralatan, instruktur sampai transportasi sudah lengkap tersedia.

Tidak jauh dari gerai operator selam, terlihat keramaian yang sedikit berbeda. Inilah Pasar Lokal. Di tempat ini, dapat ditemukan berbagai jenis bahan masakan, mulai sayur-mayur sampai bumbu dapur. Juga kedai makanan lokal, dengan harga murah.

Cara penyajiannya juga familiar. Lauk pauk dan sayuran sudah tersaji, tamu tinggal memilih kombinasi menu sesuai selera. Persis cara penjualan restoran Minang dan warung Tegal di Tanah Air.

Masakan lokal dengan harga terjangkau juga bisa didapatkan di kedai Mr. Tee. Berbagai pilihan kari dan sup ala Thailand lengkap tersedia di situ. Namun, dari berbagai lokasi tempat makan yang ada di Phi Phi, paling unik adalah World’s Best Paed Thai. Selain pilihan paed Thai yang bervariasi, pengunjung dapat meninggalkan pesan di secarik kertas.

Saya menemukan berbagai kertas dari banyak negara, sebuah bukti bahwa Phi Phi Island terkenal ke berbagai tempat di dunia. Hebatnya, meski banyak menjumpai sinar matahari dan hirukpikuk para pelancong, hampir tidak ditemukan asap kendaraan bermotor di Koh Phi-Phi.

Di pulau ini, hampir 80 persen orang berjalan kaki. Di samping ukuran jalanannya yang relatif kecil, tanpa bantuan kendaraan bermotor pun pengunjung dapat menjajal seluruh area.