Pameran Tujuh Karya FX Harsono

By , Sabtu, 20 Juli 2013 | 15:30 WIB
()

Di lantai dua gedung Jogja National Museum yang dahulunya adalah bekas kampus Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI), di daerah Gamping, Yogyakarta, digelar pameran senirupa oleh FX Harsono. 

Pameran itu bertajuk “What we have here perceived as truth / We shall some day encounter as beauty”. Dalam keterangan yang disebar oleh pihak penyelenggara, judul pameran merupakan pembalikan dari pernyataan penyair dan filsuf asal Jerman Friedrich Schiller (1759-1805), “What we have  here perceived as beauty / We shall some day encounter as truth”. 

Galeri Canna menjadi penyelenggara, sementara Hendro Wiyanto tercatat sebagai kurator pameran.  

Dalam pameran itu, Harsono memasang tujuh buah karyanya dengan medium beragam, yang diletakkan dalam tujuh ruang yang berbeda. 

Berziarah ke Sejarah berupa video satu kanal berdurasi 13 menitan yang menunjukkan perjalanan Harsono mengunjungi kuburan-kuburan massal di Blitar, Tulungagung, Kediri, Nganjuk, Yogyakarta, dan Muntilan. Keseluruhannya ada dalam kompleks pemakaman orang Tionghoa.

Rewriting on the Tomb adalah jejak dari performans ziarah Harsono ke makam-makam tersebut. Karya ini berupa 11 lembar kain blacu putih ditempel di dinding, berterterakan hasil gosokan pastel berwarna merah yang menunjukkan nama-nama korban yang dimakamkan secara massal di tiap makam tersebut, dalam aksara Cina dan aksara latin berbahasa Indonesia. 

Writing in the Rain adalah karya instalasi dan proyeksi video performans Harsono yang menuliskan nama dirinya dalam aksara Cina di atas dinding kaca tembus pandang. Aksara Cina yang ditulis saling tumpang-tindih dengan tinta hitam. 

Setelah beberapa menit, air menyerupai hujan membasahi dinding kaca dan menghapus tulisan-tulisan itu. Namun demikian, Harsono bergeming. Ia tetap saja menulis walaupun tulisannya sekejap saja luntur dilarutkan air. 

Pengunjung sedang menikmati Video Art berjudul "Menulis dalam hujan, 2011" di mana Harsono bercerita bagaimana dia hanya bisa menulis namanya pada aksara Cina yang pada akhirnya hilang terhapus air (Dwi Oblo/NGI)

Karya-karya lainnya adalah Ranjang Hujan, Perjalanan Waktu, Sisi-dalam Kehidupan, dan Masa Lalu dari Masa Lalu/Migrasi.

Harsono adalah salah satu perupa penting Indonesia, yang dalam proses kesenimanannya terlibat dalam dua peristiwa penting senirupa: Desember Hitam (1975) dan Gerakan Seni Rupa Baru (1975-1989). 

Harsono dikenal sebagai perupa yang terbiasa melakukan kerja riset sebelum membiat karya seninya. Seluruh karya dalam pameran ini disiapkan Harsono selama dua tahun. 

Eksekusi visual dari proses riset Harsono dalam pameran ini puitis, namun dengan telak memprovokasi kita untuk ikut berupaya melebur dalam proses Harsono sebagai anak bangsa yang hendak menggali lebih dalam sejarah dirinya sebagai bagian dari etnis Tionghoa di negeri ini.

Pameran “What we have  here perceived as truth / We shall some day encounter as beauty” akan berlangsung hingga 22 Juli 2013 mendatang. 

Kesempatan langka yang tidak boleh dilewatkan adalah Bincang Artis (Artist Talk) dan tur pameran oleh FX Harsono pada Sabtu, 20 Juli 2013, pukul 16.30 WIB.