Asah Kreativitas Anak Lewat Gocekan Liverpool FC

By , Sabtu, 20 Juli 2013 | 18:37 WIB
()

Dian Mega Putri, 15 tahun, kegirangan bisa berjumpa dengan pemain-pemain bola profesional asal klub Inggris, Liverpool, Jumat (19/7) kemarin “Saya senang banget ketemu artis-artis sepakbola apalagi bintang-bintangnya,” ujarnya semangat.

Dian memang bercita-cita menjadi pemain bola. Remaja putri itu dan teman-teman seusianya yang berjumlah sekitar 80-an orang beruntung bisa mendapat kesempatan untuk mendapatkan Coaching Clinic atau klinik pelatihan dari klub sepak bola ternama di dunia itu.

Liverpool memang sedang dalam tur pra-musim kompetisinya. Dalam turnya kali ini Liverpool FC juga memberikan klinik pelatihan di setiap kota yang dikunjungi. Selain singgah di Jakarta klub juga akan mendatangi kota Bangkok (Thailand) dan Melbourne (Australia).

Lima pemain Liverpool yakni Lucas Leiva, Bred Jones, Iago Aspas, Andre Wisdom, dan Jon Flanagan, mengenakan seragam merah kebanggaan klubnya, hadir di tengah anak-anak dan remaja yang antusias menunggu mereka. Ikut mendampingi para pemain itu pemain legenda Liverpool, Ian Rush, yang semua rambutnya telah memutih. Juga enam orang instruktur sepakbola dari Liverpool FC Foundation.

Lucas Lieva, pemain Liverpool, memberikan contoh teknik menendang bola pada anak-anak peserta pelatihan di Lapangan Hoki, Senayan, Jakarta, Jumat (19/7). (Feri Latief)

Dalam kondisi berpuasa dan siang hari yang teriknya menyengat tak menyurutkan niat anak-anak dan remaja itu untuk menimba ilmu sepak bola dari pemain-pemain kelas dunia.

“Saya tetap puasa, lho.” Kata seorang remaja putri berkerudung dengan semangat sambil memainkan bola di kakinya. Ia dan puluhan teman-temannya bisa ikut klinik pelatihan itu karena mengikuti program “Gocekz Project” yang digagas para pekerja sosial dan mahasiswa jurusan olahraga Universitas Negeri Jakarta (UNJ).

Proyek ini adalah program sosial yang melibatkan sepakbola sebagai alat berinteraksi dengan anak-anak tak mampu di Jakarta. “Mereka adalah penghuni tujuh rumah singgah yang ada di sekitar Jakarta. Anak-anak dari kalangan tak mampu, sebagian anak jalanan yang sekarang sudah menetap di rumah singgah.” Jelas Mia Annisa selaku Senior Manager British Council, lembaga yang menyelenggarakan klinik pelatihan sepakbola di Lapangan Hockey, Senayan, Jakarta.

Dengan sepakbola, anak-anak diberi kesempatan untuk membangun ketrampilannya, bisa bekerja sama, fokus, menumbuhkan rasa hormat, dan cara hidup sehat. Dengan semua itu diharapkan bisa mengatasi sejumlah hal yang mereka hadapi selama hidup di jalan. “Program Gocekz ini terinspirasi oleh dari program “Kickz” di Inggris yang menggunakan sepak bola sebagai alat perubahan sosial,” lanjut Mia Annisa lagi.

Itu semua sejalan dengan komitmen Liverpool FC yang dalam rilis medianya menyebutkan, “Bersamaan dengan jadwal latihan dan pertandingan, kami juga berkomitmen untuk mengadakan rangkaian kegiatan di luar lapangan untuk menciptakan perubahan positif dalam masyarakat melalui pelatihan komunitas sepakbola.”

Maka klop-lah sudah, maka di siang yang terik itu puluhan anak-anak dan remaja dengan gembira mengikuti klinik pelatihan sepakbola. Cuaca terik dan dahaga karena puasa tak menghalangi mereka untuk belajar mengocek bola dari ahli-ahlinya, para pemain sepak bola dan instruktur Liverpool FC.

Sampai sore hari mereka tetap berlatih serius. Berbagai macam teknik dalam pelatihan diajarkan oleh para instrukur dan mereka mengikuti dengan antusias. Semoga saja gocekan-gocekan para pemain Liverpool yang diperlihatkan kepada anak-anak itu bisa membawa perubahan berarti bagi mereka. Seperti yang disampaikan Dian Mega Putri, peserta klinik pelatihan, ”Saya ingin jadi pemain bola yang luar biasa di Indonesia!”