5 Mitos Lionfish, Si Spesies Penyerbu Atlantik Barat

By , Senin, 22 Juli 2013 | 09:00 WIB
()

Ada banyak kabar terkait invasi ikan lepu (lionfish) atau Pterois ke kawasan Atlantik Barat, Karibia, dan Teluk Meksiko. Invasi yang bagi sebagian orang merupakan fenomena baru ini memunculkan banyak informasi keliru. Berikut ini lima kesalahpahaman terkait lionfish dan fakta yang sebenarnya.

Mengetahui kebenaran di balik lionfish akan membawa kita satu langkah lebih dekat terkait solusi terhadap masalah yang ada.Lionfish beracunKenyataannya, lionfish memang berbisa, tetapi tidak beracun. Itu dua hal yang berbeda. Meski hewan berbisa ataupun beracun menghasilkan zat yang bisa membahayakan organisme lain, metode penghantarannya berbeda. Organisme berbisa menggunakan alat bantu seperti tulang belakang atau gigi untuk menginjeksikan toksin tersebut. Adapun organisme beracun mewajibkan korbannya untuk memakan atau menyerap racun yang dimiliki.Lionfish memiliki sirip belakang, panggul, dan anus yang berbisa, yang mampu mengantarkan bisa melalui luka tusukan pada korban. Setiap duri tersebut dikelilingi oleh kelopak yang longgar yang didorong ke bawah saat pengeluaran bisa, menekan dua kelenjar bisa di yang berada di bawah setiap duri. Bisa neurotoxic kemudian melintas dua alur paralel pada tulang dan menuju ke korban. Artinya, jika Anda tetap berada di jarak yang aman dengan duri tersebut, Anda aman.

Lionfish lepas ke Atlantik saat sebuah aquarium meluber akibat badai Andrew tahun 1992Kenyataannya, lionfish pertamakali terdeteksi di dekat Dania, Florida, Amerika Serikat tahun 1985, bertahun-tahun sebelum badai Andrew muncul. Meski setidaknya ada enam ekor lionfish tak sengaja lepas akibat badai tersebut, sumber utama dari invasi bisa diarahkan ke pelepasan ikan dari aquarium pribadi, kemungkinan bagi para pemilik yang lionfish-nya sudah terlalu besar untuk disimpan dan memakan ikan lain di aquarium tersebut.

Dari sebuah studi terbaru, terungkap bahwa invasi bisa dipersempit menjadi hanya 8 sampai 12 ekor lionfish yang kemudian berkembang biak. Sejalan dengan waktu, larva kemudian tersebar ke pesisir pantai Amerika Serikat dan Karibia melalui arus samudera, membuat invasi lionfish menjadi sebesar dan separah saat ini.

Predator bisa dilatih untuk berburu lionfish sendiriKenyataannya, ada banyak contoh predator seperti hiu, belut laut, dan kerapu memakan lionfish, tetapi umumnya terjadi setelah penyelam menawarkan lionfish pada mereka.

Tindakan ini memunculkan kekhawatiran terakit risiko mengajarkan hewan liar bertemu dengan manusia dan mendapatkan makan gratis. Sejauh ini sudah muncul laporan bahwa hiu, belut laut dan barracuda menjadi agresif pada para pemburu lionfish dengan harapan mereka mendapatkan makanan.

Sebuah studi terkait hubungan antara lionfish dengan predator di Karibia selama tiga tahun terakhir menyatakan bahwa tidak ada kaitan antara jumlah predator alami dengan jumlah lionfish. Artinya, predator alami tidak berpengaruh terhadap invasi lionfish. Sebanyak apapun predator alami memakan lionfish, tampaknya manusia tetap merupakan predator sebenarnya dari ikan tersebut.

(Ilustrasi,Thinkstock)

Kita tidak bisa memakan lionfishKenyataannya, berhubung lionfish merupakan hewan berbisa, bukan beracun (lihat ulasan di atas), tidak ada risiko saat memakan daging lionfish.

Setelah duri-duri disingkirkan, tidak ada risiko kita keracunan bisa dan kita bisa memasak lionfish dengan cara apapun.

Selain itu, lionfish juga sangat lezat. Dagingnya yang putih dan berlemak cocok dipandankan dengan berbagai resep masakan. Bahkan kini ada banyak restoran di Karibia dan Amerika Serikat yang mulai menghidangkan lionfish di menur mereka dalam upayanya meningkatkan pengetahuan terakait lionfish sekaligus memuaskan konsumen.

Tak ada yang bisa kita lakukanKenyataannya, lionfish bisa jadi merupakan spesies penyerbu yang luar biasa, tetapi warga lokal telah mengembangkan solusi cerdas, dan berguna. Operasi penyelaman secara rutin dilakukan untuk menyingkirkan lionfish.

Artinya, Anda akan sulit menjumpai lionfish di kawasan penyelaman populer. Lomba dan kompetisi memancing lionfish yang memberikan hadiah bagi tangkapan lionfish terbesar, terkecil, dan terbanyak semakin populer. Ini juga bisa menjadi cara untuk membersihkan gugusan karang dan menyebarkan pengetahuan terkait invasi lionfish.Antara 2009 sampai 2012, lomba yang digelar oleh Reef Environmental Education Foundation (REEF) secara total berhasil menangkap 10.231 ekor lionfish, dan jumlahnya terus bertambah. Selain itu, industri mikro telah bermunculan untuk mengembangkan perangkat yang efektif untuk menyingkirkan spesies penyerbu berduri ini.

Meski banyak peneliti yang sepakat bahwa penyingkiran total terhadap lionfish tidak mungkin dilakukan, tetapi ada banyak cara untuk menjaga populasinya tetap terkendali dan melindungi ekosistem kelautan di kawasan Atlantik barat, teluk Meksiko, dan Karibia.