Seri Penantang Risiko: Rhian Waller, Tenggelam di Air Es

By , Kamis, 25 Juli 2013 | 10:11 WIB

Rhian Waller sudah mempelajari karang di laut dalam sepuluh tahun lamanya, melalui portholes dan rekam video yang dikirim dari robot kapal selam—3.000 meter lebih di bawah permukaan laut. Beberapa tahun lalu, ahli biologi kelautan University of Maine berusia 34 tahun itu mendapati keberadaan spesies terumbu karang yang sama di suatu fyord di Alaska. ('Fyord' atau fjord merupakan celah sempit dari lelehan gletser, yang menjorok masuk ke darat) Terumbu karang adalah tumpuan ekosistem, yang kian semakin rusak, akan tetapi hanya sedikit pengetahuan para ilmuwan sedikit tentang bentuk perkembangan hidup mereka. Sebab sangat sulit untuk menjangkaunya. Sementara, terumbu karang di Alaska ini cukup dangkal untuk diselami."Air yang berada di temperatur hampir titik beku, sekitar 34-35 derajat Fahrenheit (1 derajat Celcius). Dalam waktu lima menit dari di dalam air kepala Anda dan tangan sangat mati rasa. Pada musim panas, ketika es (gletser) mencair, biasanya arus deras. Visibilitas juga sangat rendah, karena adanya endapan dari gletser," tutur Waller mengenai kesulitannya."Kami amat berhati-hati. 'Menenggalamkan' diri di air sedingin es, saya berbohong jika saya bilang tidak ada saat-saat yang menegangkan," ungkapnya lagi.Pengalaman intens tersebut dijalani Waller, walau pertama kali ia bahkan tidak bisa menyelam. "Saya langsung memikirkan berbagai pekerjaan ekologis yang bisa dilakukan jika kembali ke tempat yang sama dua kali, yang tadinya nyaris tidak mungkin, karena semua berlokasi di laut dalam tak tersentuh," katanya. Kini Waller masih terus menyusun laporan atas data-data temuannya. Ia berujar, "Cara hidup seperti ini sangat pas sekali untuk saya. Satu hari saya bisa berada lab mengerjakan paper, hari berikutnya saya telah ada di Arktik, untuk menyelam.""Sepertinya banyak karang ini berkembang biak pada rentang waktu jauh lebih lama dari yang kita duga, membuat mereka—dan serta merta ekosistemnya—bahkan lebih rentan terhadap pengaruh manusia," tambahnya.