Sama dengan Ibu Kota negara-negara di belahan lain dunia, lumrah adanya bila Anda menemukan adanya museum nasional. Begitu pula di Jakarta. Hasil survei online museum yang digelar Litbang National Geographic Traveler menunjukkan bahwa Museum Nasional di Jakarta merupakan salah satu dari museum sejarah dan arkeologi yang mendapatkan suara terbanyak.
“Bila harus berhadapan dengan kata ’nasional,’ maka tanggung jawabnya besar,” papar Ferlian Putra, selaku Kepala Divisi Humas Museum Nasional. Dengan jumlah koleksi lebih dari 141.000 buah, menurutnya, museum ini merupakan salah satu yang terbaik di Tanah Air.Bila harus dibandingkan dengan museum-museum lainnya, ukuran Museum Nasional terbilang besar. Namun dari hasil survei online, ternyata ukurannya yang besar tidak lantas tata letaknya menjadi membingungkan, karena ternyata 46 persen responden menyatakan bahwa penataan ruangan dan interior Museum Nasional dinilai baik.
Ada dua bagian besar yang membagi museum ini, yakni gedung gajah (gedung lama) dan juga gedung arca (gedung lama). Bila beranjak ke gedung baru, pembagian jenis koleksi berdasarkan tema, sehingga memudahkan para pengunjung untuk memisahkan jenis koleksi, dan menyerap nilai edukasi yang ada.Di lantai pertama, Anda akan menemukan bagian manusia dan lingkungan, lalu lanjut di lantai dua koleksi yang dipajang bertemakan Iptek dan Ekonomi, lantai tiga organisasi sosial dan pola pemukiman, dan lantai empat ada bagian emas dan keramik. Sedangkan di gedung lama, pembagian koleksi dipisahkan menurut jenis koleksi dan rentang waktu, bukan tema koleksi.Selain penataannya yang baik, hasil survei online juga membuktikan bahwa 62 persen responden mengangguk setuju, bahwa display benda di Museum Nasional menarik. Hal yang paling esensial adalah display benda dan flow pengunjung di gedung arca benar-benar diperhatikan. Dengan pencahayaan yang baik, bisa dipastikan koleksi yang ada di Museum ini memanjakan mata dan menambah pengetahuan baru bagi wawasan Anda.
Koleksi wajib dilihat1. Ruang Koleksi Emas menyimpan benda emas asli Indonesia, yang pernah disebut sebagai suwarnadwipa atau Pulau Emas, berasal dari abad 8 – 5 Masehi, antara lain koleksi emas berhias batu perhiasan, peralatan upacara dan juga jenis jenis senjata.2. Ruang Koleksi Keramik,berada di lantai yang sama dengan koleksi emas, ruang keramik ini tidak hanya menunjukkan koleksi, namun juga menunjukkan kebesaran bangsa Indonesia di masa lampau. Banyaknya koleksi keramik yang berasal dari luar Indonesia, justru menunjukkan bahwa Nusantara merupakan tujuan banyak bangsa untuk berdagang. Keramik yang berdatangan dari bangsa Cina, Thailand, Vietnam dan juga Jepang merupakan bukti bahwa kemakmuran bangsa Indonesia bukan isapan jempol belaka.3. Ruang Etnografi,di mana kita benar-benar belajar nilai dari sebuah keragaman. Koleksi yang sangat beragam dari ujung barat hingga ujung timur Nusantara, akan membuat kita berdecak kagum sekaligus bangga, menjadi bangsa Indonesia.Ragam aktivitasBersantai di Monumen Nasional (Monas), landmark Ibu Kota yang menawarkan public space luas, selalu dipadati pengunjung, baik di hari biasa ataupun akhir pekan. Atau Anda bisa bergeser ke kawasan Jalan Jaksa, temukan meriahnya kehidupan malam ala Ibu Kota di antara bar dan restoran. Habiskan waktu dengan bercengkrama dengan para pelancong mancanegara.
Jika kemudian Anda minat berbelanja maka silakan singgah ke Pasar Tanah Abang. Dengan pilihan yang luar biasa, dan rentang harga yang menggoda, tidak ada alasan untuk tidak berbelanja di Tanah Abang.