Naik drastisnya permintaan global terhadap kasmir sedang menempatkan kelangsungan ekosistem serta kehidupan liar di Asia Tengah di bawah ancaman. Kambing-kambing di berbagai bagian wilayah Asia Tengah kini terus diternakkan demi memenuhi permintaan mantel bulu mewah.
Meski perkembangan mantel kasmir tentu saja bukan hal baru, peningkatan angka permintaan sudah cukup dramatis. Dalam 20 tahun terakhir, tanpa bisa direm, jumlah kambing untuk beberapa area tertentu menjadi tiga kali lipat.
Baru-baru ini studi yang dimuat dalam jurnal Conservation Biology melaporkan, populasi kambing yang meningkat sudah melanggar batas habitat dari macan tutul salju dan mangsanya sekaligus.
Berdasarkan studi tersebut, ini terjadi di hampir seluruh daerah padang hijau di Pegunungan Tibet, Mongolia dan India Utara, yang sekarang dimonopoli oleh kambing, domba, dan ternak lain; meninggalkan hanya sebagian kecil untuk konsumsi herbivora asli seperti antelope Tibet, saiga, yak, atau kuda Przewalski.
Akibatnya adalah penurunan spesies-spesies yang biasanya dimangsa oleh macan tutul salju. Hal ini dapat memicu macan tutul salju untuk berburu kambing pada akhirnya, hingga semakin mengarah ke eskalasi konflik dengan manusia—misalnya orang-orang yang melindungi ternak mereka.
Kekhawatiran lain terhadap spesies asli termasuk wabah penyakit yang menular dari ternak dan pembunuhan binatang liar oleh para anjing penggembala.
"Produksi kasmir ini masalah kompleks, karena memang seputar sumber penting penghasilan masyarakat. Tak bisa dipungkiri, penggembala lokal pasti mencoba untuk meningkatkan mata pencaharian mereka, tapi keuntungan ekonomi akan jangka pendek saja dan sebaliknya, sangat merugikan ekosistem di daerah itu," ujar Charudutt Mishra dari Snow Leopard Trust.
Mishra menyarankan adanya "green label" di setiap pakaian yang terbuat dari kasmir, supaya membantu memupuk kesadaran akan isu ini di kalangan konsumen. Ditegaskannya, spesies yang ikonik dari wilayah pegunungan dan stepa-stepa akan menjadi korban dari mode kecuali tindakan diambil, baik pada skala global maupun regional.