"Bukan Hanya Tentang Makan Enak..."

By , Kamis, 1 Agustus 2013 | 14:00 WIB

Berabad-abad makanan melekat menjadi bagian dari tradisi, sehingga sekarang ini makanan sama saja seperti musik: sebuah unsur yang terbilang mewakili suatu pergerakan dan kultur kebiasaan.

Makanan setempat, jika diberdayakan dengan baik, pun bisa punya ruang di industri. Usaha kuliner soto ayam milik Pak Sadi adalah salah satu buktinya.

Founder Makansutra sekaligus penggagas World Street Food, KF Seetoh, saat berbicara dalam acara penyerahan World Street Food Awards di Jakarta, Selasa (30/7), memuji Sadi yang menjaga resep asli soto lamongan yang berasal dari pamannya.

Dengan resep ini, Soto Ayam Ambengan Pak Sadi Asli meraih peringkat teratas di penghargaan Street Food Masters.

(Baca: Angkat Harkat Kuliner Kaki Lima Indonesia)

"Begini, bukan cuma kualitas rasa yang terenak atau resep terhebat yang kami cari. Tetapi, di sini ada kriteria lain, kami melihat modus kerja mereka—sumber bahan makanan, cara persiapan makanan, faktor kebersihan, adaptasi, manajemen, pemasaran, sampai konsistensi," papar Seetoh.

Juga  ditekankan di balik kisah kuliner itu. "Karena pria ini [Sadi] bisa dikata merupakan contoh wirausahawan yang merintis dari bawah sekali. Hingga sekarang bisa berdaya, kemudian memberi lapangan pekerjaan bagi banyak orang dari 15 depot sotonya sendiri," katanya.

Seetoh sendiri telah menyambangi berbagai negara, untuk dapat mencicipi aneka makanan yang khas dan istimewa. Ia berkunjung ke beberapa daerah di Indonesia, antara lain kota Jakarta, Bandung, Padang.

Dan kata Seetoh lagi, World Street Food Council mengumumkan WSF Awards dengan didasari semangat untuk melindungi dan melestarikan kultur makanan lokal, menjadikannya profesional, serta mengenalkan baginya peluang-peluang baru di luar sana. "Perjuangkan supaya makanan lebih dikenal, dan bagaimana makanan kaki lima jadi bagian dari industri. Sebab makanan cerminan kultur Anda," tegasnya.

"Makanan itu kebudayaan," tambah Iwan Tjandra, pemilik jaringan bisnis food court Eat&Eat dari Indonesia, yang juga termasuk di dalam WSF Council.

Iwan yang mengemukakan pendapatnya bahwa tren makanan akan segera bergeser dari menu Western food ke Asian food ini, berharap sesama pelaku usaha makanan di Indonesia kelak dapat lebih kompak lagi guna membawa makanan Indonesia ke kancah internasional.