Luanda, Ibu Kota dan kota terbesar di Angola, kembali dinobatkan sebagai kota termahal di dunia sebanyak dua kali dalam tiga tahun oleh Mercer—sebuah firma konsultan sumber daya manusia.
Mendengar nama lokasi ini berjuluk sebagai kota termahal di dunia, orang pasti mengerenyitkan dahi. Bagaimana kota dengan populasi lima juta orang ini bisa mengungguli Tokyo (kota termahal di dunia tahun 2012) atau Moskow, dan New York?
Kota ini memang masih didominasi oleh masyarakatnya yang berada di bawah garis kemiskinan. Namun, di tengah kota, mobil mewah macam Porsche Cayennes, Cadillac Escalades, atau pun Range Rover keluaran terbaru, berseliweran di jalanannya. Hugo Boss, salah satu merk ternama, bahkan tidak sungkan membuka toko kedua yang berjarak hanya beberapa langkah dari toko pertamanya.
Hal pertama yang membuat kota ini sangat mahal adalah ia merupakan produsen minyak kedua terbesar di Afrika dan tercabik perang saudara yang baru berakhir pada 2002 silam. Akibatnya, hampir semua hal di Luanda harus diimpor.
Harga barang impor, ditambah pajak melambung, dan sistem monopoli yang terkait kekuatan elit politik setempat, membuat nilai barang makin tidak masuk akal. CNN Travel menyebut harga di kota ini sudah masuk "level astronomi".
Meski demikian, harga hotel di kota ini terbilang "macet" di angka US$500 (Rp5 juta-an) per malamnya untuk hotel bintang lima. Sementara biaya makan per orang di restoran bisa mencapai US$100 (Rp1 juta-an), sudah termasuk makanan pembuka dan minum.
Harga semacam ini bisa terjangkau oleh mereka para ekspatriat yang bekerja di perusahaan multinasional atau orang kaya setempat yang berdinas di perusahaan minyak dan perbankan. Kemampuan kelas atas yang menghasilkan US$8.000 - US$10.000 per bulan ini tidak sebanding dengan masyarakat miskinnya yang hanya bisa meraup US$500 per bulan.
Cerita hampir sama dialami Luanda dan Jakarta. Di mana jalanan perkotaannya dijejali mobil mewah, sementara warga "kelas dua-"nya harus bersabar dengan transportasi umum seadanya. Lengkap dengan kemampuan meragukan dari para supir angkutan.