Kecintaan pada Museum Ullen Sentalu

By , Selasa, 6 Agustus 2013 | 12:00 WIB

Meski sempat tertutup abu pasca erupsi Gunung Merapi pada Oktober-November 2010, agaknya tidak mengaburkan pesona Museum Sentalu di hati para penikmat sejarah dan pecintanya. Terbukti sebanyak 14 persen responden menilai museum yang menyajikan koleksi intangible dari empat Keraton Mataram—Kasultanan, Kasunanan, Pakualaman, dan Mangkunegaran—ini tetap menarik untuk dikunjungi.

”Setelah dua bulan musem tutup dan dilakukan evakuasi, pada Desember 2010, museum kembali dibuka untuk umum dengan pembenahan pada bagian taman yang masih berjalan hingga kini,” kata Humas Museum Ullen Sentalu Isti Yunaida melalui surat elektronik.

Museum Ullen Sentalu berlokasi di lereng selatan Gunung Merapi. Tepatnya di area Taman Kaswargan, kawasan wisata Kaliurang, sekitar 25 kilometer dari Kota Yogyakarta. Menurut 90 dari 649 responden National Geographic Traveler, museum swasta yang diprakarsai oleh keluarga Haryono dan diresmikan oleh KGPAA Paku Alam VIII pada 1 Maret 1997 ini memiliki daya pikat dalam penataan ruang atau interior (71 persen responden).

Ditambah dengan display menarik (67 persen) dan segenap koleksi terpelihara baik (62 persen), serta lengkap (34 persen). Sebagaimana ditampilkan di ruang pamer Guwa Sela Giri dan Kampung Kambang.

Hal-hal lain yang juga menarik perhatian responden, yaitu kepiawaian pemandu tur (57 persen), kelengkapan fasilitas museum (40 persen), kelancaran arus kunjungan (39 persen), dan program atau event menarik (14 persen).

Salah satu ruang pamer di Kampung Kambang yang mengesankan yaitu Ruang Syair untuk Tineke yang menampilkan koleksi puluhan syair puisi berbahasa Indonesia dan Belanda yang ditulis oleh para kerabat dan sahabat GRAj Koes Sapariyam atau Tineke, putri Pakubuwono XI.

Salah satu isi surat yang menggugah, ”Perempoean itu tiang negara. Djikalaoe baik perempoean, baiklah negara. Djikalaoe roesak perempoean, roesaklah negara,” ditulis oleh GRAy Siti Nurul Kamaril Ngasarati Kusumawardhani, tertanggal 15 November 1946. Seri koleksi menarikSeri koleksi yang jangan sampai Anda lewatkan ada di Ruang Batik Vorstendlanden yang menampilkan koleksi batik-batik sarat seni dan makna folosofi luhur dari Keraton Yogyakarta dan Surakarta. Berlanjut ke Guwa Sela Giri, ruang pamer bawah tanah bernuansa gothic, memamerkan karya lukis dokumentasi dari tokoh-tokoh Dinasti Mataram.

Jangan lupa ke Ruang Putri Dambaan, menampilkan foto dokumentasi GRAy Siti Nurul Kusumawardhani, putri tunggal Mangkunegara VII  dan permaisuri GKR Timur. Salah satunya, foto Gusti Nurul menari di resepsi pernikahan Ratu Yuliana dan Pangeran Bernard di Belanda.