Gembira dan Haru Berlebaran di Timor Leste

By , Senin, 12 Agustus 2013 | 08:49 WIB
()

Seusai khotbah Idul Fitri yang diadakan di masjid An Nur di kampung Alor kota Dili, Timor Leste, Kamis (8/8), jemaah langsung berhamburan ke halaman. Wajah-wajah berseri memenuhi halaman satu-satunya masjid di kota Dili itu.

Mereka saling bersalam-salam layaknya merayakan Lebaran di Indonesia. Wajar, lantaran kampung itu memang terkenal sebagai tempat tinggal komunitas warga asal Indonesia. Beranak pinak mereka di sana.

Sebagian warga bergerombol di luar pagar sekadar bertukar sapa. Di antara keramaian itu, ada sekelompok anak muda bersandar di pagar masjid hanya sambil memainkan tabletnya merekam suasana. Waktu dihampiri dan ditanyakan ternyata mereka perantau-perantau muda yang berasal dari Jawa Timur.

“Saya baru enam bulan di Dili, Mas. Asal saya Surabaya,” jawab Saefudin, 28 tahun, yang bekerja sebagai pengawas toko milik pamannya di kota itu.

Indra, 40 tahun, difoto bersama anak-anaknya oleh istrinya yang warga asli dari Aenaro, Timor Leste, seusai melakukan Shalat Ied. (Feri Latief)

Lebaran kali ini baginya berbeda. “Enggak enak, sedih.” Ungkapnya saat ditanya perasaanya untuk pertama kali merayakan hari raya di negeri orang.

"Biasanya kalau Lebaran kita kumpul. Kali ini kita tak bisa kumpul,” ujarnya yang diucapkan dengan mata berkaca-kaca.

“Yang bikin senang itu bisa ketemu orang Indonesia,” timpal Roni Irawan, 31 tahun, rekannya asal Malang yang jadi mekanik di salah satu perusahaan otomotif raksasa asal Jepang. Sudah empat tahun Roni merintis bengkel otomotif di Dili. Rencananya akan dibuka kantor pusat di sana. Roni bangga bisa menjadi perintisnya.

Pengorbanannya kali ini Roni tidak bisa berlebaran di Tanah Air. “Tahun ini saya kebagian jaga kantor, tahun depan baru dapat jatah pulang lebaran. Yang pulang senior dulu yang sudah berkeluarga,” ujarnya.

Hari Raya Idul Fitri jadi ajang untuk mempertemukan para pekerja asal Indonesia di Timor Leste. Di sana mereka bisa saling mengenal dan bertegur sapa sambil menambah jejaring perkawanan baru. Biasanya selain kumpul-kumpul di masjid setelah shalat, ada juga silahturahmi di Kedutaan Besar Republik Indonesia.

Tapi sayangnya belum ada informasi soal itu. Beberapa orang yang ditanya menyatakan belum ada undangan.

“Tadi kami ke embassy tapi kosong. Katanya ada acara silaturahmi di sana tapi kemudian di pindah ke Wisma KBRI,” kata Maryomo, anak buah kapal yang bekerja di Timor Leste.

Saat berpamitan pulang Roni sempat menyampaikan pesan pemerintah Indonesia.”Tolong perhatikan warga Indonesia yang ada di sini. Mohon koruptor-koruptor dikurangi agar banyak lapangan kerja di Indonesia. Jadi kami bisa bekerja di negeri sendiri. Tak perlu ke luar negeri untuk mencari sesuap nasi,“ tegas arek Malang, Jawa Timur ini.