Tenggang Rasa dari Timor Leste

By , Senin, 12 Agustus 2013 | 12:48 WIB
()

Presiden Republik Demokratik Timor Leste Taur Matan Ruak, mendatangi satu-satunya masjid di Dili, An Nur, di Kampung Alor, untuk merayakan Hari Raya Idul Fitri bersama komunitas muslim. Dalam pernyataannya kepada National Geographic Indonesia, kedatangan Taur Matan kali ini adalah untuk menjaga solidaritas.

“Ini adalah hari istimewa bagi komunitas Islam. Kita semua bersama bekerja untuk negeri ini,” ujarnya, Kamis (8/8) lalu.

Mantan perdana menteri Timor Leste, Mari Alkatiri selepas bersembahyang Idul Fitri bersama rombongannya di Masjid An Nur, Kampung Alor, Dili, Timor Leste. (Feri Latief)

Ini adalah kunjungan resmi pertamanya ke masjid tersebut. Tahun 2003 -2004, Xanana Gusmao yang waktu itu menjabat sebagai presiden, juga pernah mendatangi masjid tersebut untuk merayakan Lebaran.

Di antara para pejabat Timor Leste yang mendatangi masjid An Nur, nampak juga tokoh Fretelin yang mantan perdana menteri Timor Leste, Mari Alkatiri.

Hari Idul Fitri merupakan hari libur resmi di Timor Leste. “Negara menghormati semua agama. Lebaran adalah hari libur nasional,” demikian disampaikan menteri muda Art E CulturaTimor Leste, Maria Isabel Ximenes, saat wawancara beberapa hari sebelumnya.

Kampung Alor adalah kampung di mana penghuninya merupakan komunitas muslim terbesar di Timor Leste dengan Masjid An Nur sebagai satu-satunya mesjid yang ada di kota Dili. Kampung itu mayoritas penghuninya adalah pendatang dari Indonesia.

Kebanyakan mereka berasal dari Makasar, Jawa, dan Pulau Alor yang terletak di seberang utara Timor Leste. Itulah mengapa kampung itu disebut juga Kampung Alor. Di antara mereka banyak berprofesi sebagai pedagang.