Satu dari Lima Anak Jadi Korban “Bully” di Internet

By , Selasa, 13 Agustus 2013 | 08:16 WIB

Satu dari lima anak yang menggunakan situs jejaring sosial memiliki pengalaman negatif tahun lalu, demikian temuan riset badan amal untuk anak-anak di Inggris, NSPCC.

Hal itu meliputi praktek bully, pesan-pesan seksual yang tidak diinginkan, penguntit online dan merasakan tekanan untuk memiliki penampilan tertentu.

NSPCC juga mengatakan "jumlah besar" pengguna Facebook, Twitter dan Youtube berada di bawah usia 13 tahun.

Laporan lengkap survei yang melibatkan lebih dari 1 juta remaja berusia 11 hingga 16 tahun di seluruh Inggris ini akan dipublikasikan pada bulan November.

Survei ini juga menunjukkan bahwa pengalaman terburuk yang umumnya dialami anak-anak adalah bully dan diejek di internet, atau trolling.

Gantung diri

Perlakuan itu meliputi hinaan atau intimidasi, biasanya dilakukan orang dengan nama samaran untuk memprovokasi korban.

NSPCC mengatakan survei tersebut dilakukan karena meningkatnya kekhawatiran akan risiko yang dihadapi anak-anak dan remaja di internet.

Awal bulan ini, seorang gadis berusia 14 tahun, Hannah Smith dari Leicestershire ditemukan tewas gantung diri.

Menurut sang ayah, ia mendapat pesan-pesan "kejam" di jejaring sosial ask.fm.

Claire Liley seorang pakar teknologi aman di NSPCC mengatakan, "Sangat menyedihkan bahwa ada remaja yang merasa tidak ada pilihan lain selain mengakhiri hidup mereka akibat bully di jejaring sosial."

"Hal ini adalah sesuatu yang harus kita atasi sebelum semakin tidak terkendali," tambahnya.

"Kita harus meyakinkan anak-anak muda untuk memiliki kepercayaan diri dan melawan perlakuan itu sehingga mereka tidak merasa terisolir dan putus asa."