Mungkin ini tidak jadi terlalu mengejutkan untuk Anda yang pecinta anjing. Tetapi studi terbaru mengonfirmasi, anjing juga bisa merasakan emosi manusia, kemudian berempati. Dari studi sebelumnya, sudah diketahui bahwa seekor anjing biasa ikut "tertular" menguap ketika ada orang menguap.
Sekarang ilmuwan membuktikan lebih lanjut; anjing peliharaan bisa merespons terhadap kuap tuannya daripada respons menanggapi kuap orang lain. Menurut ilmuwan yang mengepalai studi, Teresa Romero, ini mengacu pada ikatan emosional antara anjing dan sang empunya.
Ia menjelaskan, tadinya belum jelas apakah ketika "balas menguap", anjing sedang berusaha menunjukkan empati atau hal lain —karena membuka mulut lebar-lebar pun dapat terjadi akibat kebingungan.
Namun Romero dan timnya mendesain eksperimen, mengamati 25 anjing peliharaan. Mula-mula, mereka menyimpulkan dulu kalau tidak mungkin ada keterkaitan antara anjing menguap dengan stres. Sebab tidak ditemukan perbedaan signifikan pada detak jantung para anjing sepanjang berlangsung eksperimen.
Justru anjing melakukan hal tersebut sebagai suatu tanggapan setelah mendengar tuannya. Anjing-anjing itu juga menguap kurang lebar saat mereka mendengar orang asing. Dengan demikian, hasil ini positif menunjukkan efek menguap benar menular, termasuk pada anjing.
Dalam penelitian perihal manusia, para ahli menduga tertular menguap adalah bentuk dari empati orang dengan seseorang lain; mengidentifikasikan perasaan yang sama seperti—yang umum terjadi untuk kasus menguap—rasa cemas, bosan, stres, atau kelelahan. Studi lengkap dipublikasikan di jurnal PLoS ONE, 7 Agustus lalu.