Untuk menghijaukan kembali sekitar 70 persen lahan kritis di Sumba Timur, NTT, dilakukan penanaman kembali sejumlah tanaman produktif, jenisnya cendana, mahoni, dan jati. Upaya penghijauan oleh Pemeritah Kabupaten Sumba Timur yang ditopang masyarakat itu merupakan program yang sudah dijalankan selama dua tahun terakhir.
Cendana (Santalum album) diprioritaskan karena cepat menghasilkan dan menjadi sumber penghasilan bagi masyarakat. Tanaman asli pulau itu diharapkan juga kembali menjadi ikon Sumba.
Bupati Sumba Timur Gidion Mbilijora menyatakan, pihaknya memang terus menggalakkan investasi hijau demi menyejahterakan masyarakat Sumba Timur. Pemkab juga bekerja sama dengan warga memfasilitasi penjualan kayu cendana ke pengusaha, dengan porsi keuntungan bagi rakyat lebih besar.
"Ini gerakan masyarakat, untuk menanam kembali cendana dan tanaman lain sebagai investasi hijau yang bermanfaat. Manfaatnya tidak saat ini tapi tujung hingga 12 tahun mendatang," tutur Ida Bagus Putu Punia, Kepala Dinas Kehutanan Kabupaten Sumba Timur.Luas lahan di Sumba Timur mencapai hingga 7.500 hektare. Kurang lebih 70 persennya merupakan lahan kritis. "Saat ini baru 30 persen yang dikembangkan untuk penghijauan kembali. Yang telah ditanami lebih dari puluhan ribu pohon cendana, jati, mahoni, dan lain-lain," jelas Ida.