Foto-foto langka dari ekspedisi militer Inggris di Tibet pada tahun 1904 berhasil terjual dalam sebuah lelang di Inggris.
Sekitar 140 foto ini dijual oleh keturunan ekspedisi—pimpinan Kolonel Francis Younghusband—terjual £12.000 (Rp191 juta).
Sejarawan mengatakan ekspedisi ini merupakan bagian dari invasi sementara pasukan Inggris-India di Tibet untuk memblokir ambisi Rusia di kawasan tersebut dan melindungi kepentingan Inggris-India.
Foto-foto ini oleh balai lelang Henry Aldridge and Son digambarkan sebagai "menggambarkan kecantikan negara terkucil (Tibet) untuk pertama kalinya bagi dunia Barat" termasuk gambaran militer dan sipil.
Lelang juga termasuk sejumlah barang keagamaan yang dibawa ke Inggris dari ekspedisi, termasuk sebuah patung dewa Sino-Tibet bertahtakan permata pirus dengan ukuran 12,7 cm, terjual dengan harga £45.000.
Patung kecil lainnya dengan hiasan permata pirus, merah muda dan batu biru di sebuah tatakan teratai, terjual dengan harga £77.000 dalam sebuah penawaran sengit dari Cina, Hong Kong dan AS.
'Kontroversial'
Kurator Andrew Aldridge kepada BBC mengatakan bahwa ekspedisi pimpinan Kol Younghusband ini membuktikan sebagai sebuah "usaha kolonial yang sangat kontroversial."
"Ribuan tentara Tibet bersenjatakan antik dan pedang dilaporkan tewas oleh pasukan Inggris yang bersenjatakan lebih modern seperti senapan mesin Maxim, dikenal dengan sebutan pembantaian Chumik Shenko," kata Aldridge.
Salah satu tentara yang bertugas saat itu pernah menulis bahwa dia menjadi muak dengan pembantaian tersebut dan memutuskan untuk menolak untuk menembak, meski ada perintah "membuat ledakan sebesar mungkin."
"Saya berharap tidak pernah lagi menembak orang yang sedang berjalan," tulis Letnan Arthur Hadow, komandan detasemen senjata Maxim.