Perdebatan tentang Mural Picasso di Oslo

By , Selasa, 20 Agustus 2013 | 12:11 WIB

Nasib lima mural Picasso di gedung yang rusak akibat bom Anders Breivik di Oslo, Norwegia, tahun 2011 menjadi perdebatan hangat.

Pemicunya adalah sebuah panel yang menyarankan agar gedung dihancurkan dan mural atau lukisan dinding Picasso dipindahkan.

Namun beberapa ahli seni menegaskan mural dirancang khusus oleh Picasso untuk gedung tersebut sehingga harus tetap berada di sana.

Kelima mural merupakan karya pertama Picasso dalam melukis di dinding semen dan khusus dibuat untuk gedung milik pemerintah Norwegia, yang dikenal sebagai Blok H dan Y.

Kedua gedung rusak ketika teroris beraliran politik ekstrem kanan Norwegia, Anders Breivik meledakkan bom di kaki gedung pada Juli 2011 dengan korban delapan jiwa.

Setelah itu, dia melepas tembakan secara membabi buta di perkemahan pemuda di Pulau Utoeya yang menewaskan 77 jiwa.

Hak Keluarga Picasso

Sebuah panel memutuskan bahwa jalan ke luar yang paling murah atas gedung yang rusak adalah menghancurkannya namun mural lebih dulu dipotong dan dipindahkan ke tempat lain.

Sementara jajak pendapat yang dilakukan koran Verdens Gangshowed memperlihatkan 39,5% mendukung penghancuran gedung dan 34,3% berpendapat gedung harus dipertahankan.

Akan tetapi Direkur Warisan Budaya Norwegia, Joern Home, mengatakan gedung tersebut amat penting, baik secara arsitektur dan artistik maupun juga politis.

"Kita tidak bisa menghancurkan bagian terbaik dari era budaya hanya karena kita saat ini melihatnya tidak bagus," jelasnya.

Hak atas mural dimiliki oleh keluarga Picasso dan mereka juga harus diminta pendapat tentang masa depan mural.

Seorang ahli hukum Administrasi Picasso, Claudia Andrieu, mengatakan hingga saat ini mereka masih belum dihubungi namun terbuka untuk dialog.

Pemerintah Norwegia masih memiliki waktu hingga awal tahun depan untuk memutuskan nasib gedung, dan sekaligus juga mural Picasso tersebut.