Festival budaya Munara Wampasi di Kabupatan Biak Numfor, Papua, kembali digelar untuk kedua kalinya. Dengan tema "Hidden Purity of Biak" yang diusung, Munara Wampasi selama sepekan menyajikan serangkaian acara.
Musim yang dikenal dengan nama Wampasi merupakan satu dari dua musim yang mendapatkan pengaruh bagi kehidupan masyarakat Biak. Pada musim yang berlangsung bulan Maret-Agustus tersebut, laut menjadi teduh dan air laut surut.
Bupati Biak Numfor Yusuf M Maryen dalam pembukaan Munara Wampasi II, pada Selasa (20/8) mengungkap, festival ini bagian dari mengangkat keindahan alam dan kekayaan budaya sebagai potensi wisata di Kabupaten Biak Numfor.
Yusuf menekankan, bahwa promosi pariwisata ditujukan bagi kesejahteraan masyarakat. "Kami punya alam yang tangguh, laut yang begitu jernih. Tapi kita tidak akan mendapatkan sepeser uang pun, tanpa melakukan itu [promosi]. Dengan festival begini kita kemas budaya kita, bisa jadi tontonan dan daya tarik."
Menurut Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Andris Kafiar, festival Munara Wampasi ini ditargetkan memberi penambahan pada angka kunjungan wisatawan lokal dan mancanegara. Kafiar menambahkan, di samping upacara puncak snap mor, beberapa kegiatan lain yang mendukung pariwisata setempat yaitu wisata diving (menyelam) dan wisata kunang-kunang.
Bagaimanapun bagi masyarakat Biak, Wampasi selalu dinantikan karena menghadirkan seribu cinta dan seribu ceria. Seperti diaku Helena Morin, ada kerinduan kembali ke Biak. Wanita kelahiran Biak ini menetap Jayapura selama beberapa tahun terakhir.
"Ada festival seperti Wampasi ini, buat saya balik Biak," ucapnya seraya menyanyikan refrain lagu Tanah Papua: Gunung-gunung, lembah-lembah, yang penuh misteri, yang kupuja selalu...