Kapal Sophie Rickmers Batal Diangkat dari Perairan Sabang

By , Rabu, 10 Desember 2014 | 19:12 WIB

Pecinta alam bawah laut dan masyarakat Sabang bisa berlega hati. Rencana pembongkaran Sophie Rickmers, kapal bermesin uap yang karam pada tahun 1940 di perairan Sabang, batal dilakukan. Suara masyarakat lewat petisi change.org/SaveSophie didengar oleh Wali Kota Sabang, Zulkifli M. Adam.

"Pemerintah Kota Sabang tidak akan mengangkat kapal itu kalau masyarakat Sabang dan masyarakat Aceh tidak setuju,” katanya seperti dikutip oleh media lokal. Tambahnya, “Kapal itu akan kita lestarikan sebagai tempat diving yang bagus. Kita ingin wisatawan mancanegara tertarik dengan keindahan terumbu karang di kapal tersebut.”

Sebelumnya, aktivis asal Aceh Nunu Husein, memulai petisi di Change.org meminta Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Susi Pudjiastuti untuk menghentikan pembongkaran kapal berusia 94 tahun itu. Petisi itu dibuat sebagai protes atas rencana Pemkot Sabang mengangkat Sophie.

Menurut Nunu, selain buruk bagi keanekaragaman hayati, pariwisata, dan penghidupan nelayan, pengangkatan Sophie Rickmers juga buruk bagi pengetahuan sejarah.

Nunu Husein memulai petisi untuk menghentikan pembongkaran kapal berusia 94 tahun itu.

“Saya dan warga Sabang ingin berterima kasih pada semua penandatangan petisi. Karena suara kita bersama, perubahan ini bisa terjadi. Sophie Rickmers berhasil diselamatkan. Sekarang, ayo kita dukung Wali Kota yang ingin kapal itu dilestarikan untuk wisata alam bawah laut,” tambah Nunu.

Sementara Desmarita Murni, Direktur Komunikasi Change.org Indonesia, mengomentari kemenangan petisi yang dibuat Nunu. “Kurang dari sebulan sejak diluncurkan, petisi ini berhasil mendorong adanya perubahan kebijakan untuk penyelamatan artefak sejarah dan situs wisata laut Indonesia. Dengan dukungan lebih dari 15.000 tandatangan, petisi ini mampu mewujudkan perubahan yang diinginkan masyarakat terhadap lingkungan yang lebih baik,” pungkasnya.

Penyelam dan pemerhati alam bawah laut sabang Almer Havis, kepada Tribunnews akhir November lalu, mengatakan, “Saya sudah menyaksikan kehidupan di alam bawah laut sekitar kapal Sophie itu menjadi surga bagi ikan-ikan, dan yang terpenting bagi tempat tumbuhnya terumbu karang.”

Menurut Almer, lokasi bangkai kapal Sophie Rickmers ini justru menjadi daya tarik bagi para penyelam dari berbagai belahan dunia. 

“Dengan demikian, Sabang sebagai surga bagi para penyelam dan pencinta dunia bahari akan terus menjadi magnet dan tentu saja ini menguntungkan bagi pemerintahan dan masyarakat sendiri,” jelas pria pecinta dunia selam ini. 

Saat melakukan penyelaman pada Maret 2014 lalu, sebut Almer, dia dan beberapa penyelam lainnya menyaksikan kehidupan biota laut yang luar biasa di Kapal Sophie Rickmers. 

“Bahkan lokasi bangkai kapal ini sudah diakui oleh para penyelam internasional sebagai lokasi spot terbaik bangkai kapal di Asia Tenggara,” jelas Almer. 

Selain itu, tambah Almer, jika bangkai kapal ini diangkat, akan mengotori laut kawasan Sabang karena tebalnya lumpur yang sudah menempel di kapal.

Sophie Rickmers adalah kapal buatan Jerman tahun 1920. Kapal ini karam di perairan Sabang, Aceh, pada Perang Dunia II tahun 1940. Sophie sengaja ditenggelamkan oleh krunya agar tidak dibawa oleh Belanda. Kini, kapal itu menjadi sumber kehidupan, terumbu karang, dan lokasi bergengsi bagi wisata selam.