Keanggunan Budaya Indonesia dalam Estetika Daun

By , Sabtu, 24 Agustus 2013 | 11:00 WIB
()

Jauh sebelum plastik dan alumunium foil ada, leluhur kita sudah mengenal dedaunan sebagai pembungkus makanan tradisional. Demikian ujar chef Haryo Pramoe.

Selain melindungi makanan dari kontaminasi mikroba dan serangga, dedaunan juga mempercantik penyajian penggugah selera. Tidak percaya? Simak estetika helai daun berikut ini:

Daun pisangMiliki warna, tekstur, dan aroma khas, juga lapisan zat lilin antibocor. Menjadikan daun pisang (kepok atau batu) sebagai pengemas favorit.

Daun janurDaun muda kelapa berwarna kuning lembut ini biasa dibentuk contong untuk mengemas clorot --penganan dari tepung beras, santan kelapa, dan gula merah. Atau, dibentuk selonsong untuk membungkus lepat. Paling populer dianyam dan dijadikan pembungkus ketupat.

Lepat berbungkus daun muda kelapa. (Hafidz Novalsyah)

Daun jatiSelain kekhasan aromanya, daun hijau berbentuk bundar, lebar, dan berbulu halus ini juga tidak mudah sobek. Beda tempat, beda cara pemanfaatan. Paling populer daun jati sebagai pembungkus nasi jamblang khas Cirebon.

Lainnya, daun palma untuk membungkus gula merah dari aren, juga durian. Tidak mudah sobek, mampu melindungi makanan dari air dan panas. Aroma harum daun pandan memberikan khas cita rasa pada penganan koyabu, juga lampu-lampu atau papaco dari Sulawesi.

Daun bambu untuk membungkus bacang. Daun jambu yang kedap air dan udara cocok untuk membungkus tape ketan yang mengandung air. Daun jagung atau kelobot unyuk membungkus lepat jagung.