Indonesia Lebih Baik dengan Bersepeda

By , Rabu, 28 Agustus 2013 | 10:00 WIB
()

Lebih cepat, lebih baik! atau justru Slow down, please …. ? Beberapa dekade terakhir, manusia berlomba membuat segalanya lebih cepat. Soal  transportasi misalnya. Bermobil dianggap lebih mudah dan cepat sampai tujuan.

Namun, kecepatan pertambahan jalur jalan tak bisa mengimbangi kecepatan jumlah kendaraan bermotor. Alih-alih lebih cepat sampai tujuan, akhirnya ramai-ramai “parkir di jalan raya.” Dengan bersepeda, yang selama ini dianggap kendaraan lamban, justru bisa lebih cepat sampai tujuan, bisa terus melaju di sisi dan di sela kemacetan.

Hal ini mengemuka dalam jumpa pers Jelajah Sepeda Sabang-Padang yang digelar harian Kompas dan Perusahaan Gas Negara (PGN) di Bentara Budaya Jakarta, Selasa (27/8).  Bersepeda, baik untuk diri sendiri – terus bergerak, sehat – dan baik bagi lingkungan – tak perlu bahan bakar yang bisa mencemari lingkungan.

“Sambil bersepeda, kita bisa lebih menikmati keindahan alam Indonesia, memberi perhatian pada lingkungan, alam dan masyarakat, yang kita lalui. Kita bisa membantu karena leluasa berhenti sewaktu-waktu. Inilah salah satu filosofi bersepeda,” tutur Wakil Pemimpin Redaksi Kompas, Budiman Tanurejo.  

Jelajah Sepeda Sabang-Padang diikuti 50 peserta berlatar berbagai profesi – tiga di antaranya wanita. “Ketika melintasi Aceh yang menerapkan syariah Islam, bukan hanya pesepeda wanita yang berpakaian khusus, pesepeda pria pun takkan mengenakan pakaian ketat,” papar Marta Mufreni yang bertanggung jawab pad hal teknis selama jelajah.

“Kami meminta pengawalan pihak berwajib untuk menjamin keamanan selama di jalan, termasuk saat bersepeda malam sebelum istirahat,” tambahnya menanggapi pertanyaan soal keamanan menjelajah jalur di tengah belantara Sumatra.

Kegiatan bersepeda lintas provinsi. Foto diambil saat menuju Pulau Bali dari Provinsi DI Yogyakarta pada 2012. (Warsono/NGI)

Jelajah Sepeda Sabang - Padang dijadwalkan berlangsung 14 hari mulai 31 Agustus di Tugu Nol Kilometer Indonesia di Pulau Weh, Aceh, dan berakhir di Padang, Sumatra Barat, 13 September 2013 dengan menempuh sekitar 1.539 km.

Jelajah sepeda jarak jauh ini merupakan yang kelima digelar Kompas setelah Jelajah Sepeda Anyer - Panarukan (2008),  Surabaya - Jakarta (2010),  Jakarta - Palembang (2011), Bali - Komodo (2012).

Kompas dan PGN akan berulangtahun ke-50 pada 2015, kita berharap bisa terus bekerja sama menyatukan Indonesia lewat bersepeda,” timpal M Wahid Sutopo, Direktur Perencanaan Penanaman Modal dan Pengelolaan Risiko PGN.

Tahun 2014 direncanakan jelajah sepeda di Sulawesi hingga 2015, lintas Indonesia sampai Merauke bisa tercapai. PGN menyumbang Rp300 juta pada Dana Kemanusiaan Kompas yang menyalurkan untuk program kesehatan pada masyarakat sepanjang jalur Jelajah Sepeda Sabang - Padang.