Saat Terbang, Burung Perhatikan Batas Kecepatan

By , Rabu, 28 Agustus 2013 | 08:19 WIB

Burung mungkin lebih memperhatikan batas kecepatan dibandingkan manusia. Dari sebuah studi, diketahui bahwa sejumlah burung-burung di Eropa memperhitungkan kecepatan rata-rata lalu-lintas saat mereka memutuskan kapan untuk terbang, untuk menghindari mobil yang akan melintas.

Dalam laporan yang dipublikasikan di jurnal Biology Letters, peneliti menguji apakah burung-burung di Eropa yang ada di satu sisi jalan raya mengubah jarak tempuh mereka untuk mengantisipasi batas kecepatan jalan tersebut atau seberapa cepat mobil bergerak.

Menurut Pierre Legagneux, peneliti asal University of Quebec in Rimouski, Kanada, ide dari eksperimen ini datang saat ia sedang menuju laboratoriumnya di Prancis. "Perjalanan itu sangat membosankan, saya harus melakukan sesuati saat mengemudi, jadi saya mulai merekam burung-burung yang terbang menjauh," ucapnya.

Menggunakan stopwatch dan laptop, Legagneux mengukur waktu reaksi dari burung yang ia temui di sisi jalan ketika ia sedang menempuh perjalanan di mana batas kecepatannya antara 20 sampai 110 kilometer per jam.

"Saat burung terbang, saya mulai menghitung waktunya dan saya menetapkan satu titik di mana mereka berdiri. Dan saat saya melewati titik tersebut, saya menghentikan waktu," jelas Legagneux. "Dengan demikian, saya mendapatkan total waktu. Dan berhubung saya merekam kecepatan kendaraan, saya juga mendapatkan total jarak," ucapnya.

Legagneux dan Simon Ducatez, rekannya dari McGill University, Kanada, mendapati bahwa burung-burung, utamanya burung gagak bangkai, pipit, dan burung hitam, berangkat lebih awal setelah mendeteksi kendaraan mereka berada di kawasan di mana batas kecepatannya lebih tinggi.

Anehnya, burung-burung itu tidak hanya memperhatikan mobil yang bergerak. "Mereka bereaksi secara sama, berapapun kecepatan laju kendaraan," kata Legagneux.

Para peneliti berspekulasi bahwa ada kombinasi dari dua hal yang terjadi. Pertama, alasan seleksi alam di mana seekor burung yang tidak cukup cepat akan mati tertabrak. Hasilnya, hanya burung-burung yang memiliki kemampuan melewati arus lalu-lintas saja yang bereproduksi. Kemungkinan lain, kata Legagneux, adalah burung sudah berdaptasi pada berbagai kecepatan lalu-lintas.

Daniel Blumstein, biolog dan pengamat perilaku burung asal University of California, Los Angeles yang tidak berpartisipasi dalam studi tersebut menyebutkan bahwa burung kemungkinan belajar dari pengalaman. "Bayangkan sebuah skenario di mana seekor burung terbang di jalan dan kemudian ada truk yang melintas. Jika truk tersebut bergerak dengan cepat, burung itu akan terkena hantaman angin yang diakibatkan oleh laju truk tersebut," ucapnya.

Jadi, kata Blumstein, jika burung itu selamat, ia akan belajar dengan cepat bahwa jika truk memberikan pengalaman yang sangat tidak menyenangkan. "Satu atau beberapa kali hantaman angin mungkin sudah cukup bagi burung untuk belajar bahwa mobil mendekat lebih cepat pada jalan tertentu dibanding jalan lain," ucapnya.

Lalu, mengapa burung-burung tampaknya mengabaikan kecepatan kendaraan para peneliti tersebut? Legagneux menyebutkan, kemungkinan burung-burung tersebut sudah paham bahwa lebih mudah bagi mereka mengambil reaksi yang sama di bagian manapun dari jalan.

"Dengan begini, mereka tidak perlu menghabiskan banyak waktu untuk melihat kecepatan setiap kendaraan," ucapnya.

Menurut Legagneux, temuan ini bisa membawa implikasi untuk membuat jalan lebih aman bagi satwa liar. "Jika Anda memililki batas kecepatan yang bereda di jalan-jalan yang serupa di kawasan yang serupa, itu sangat berbahaya bagi burung karena mereka tidak memiliki petunjuk perbedaan batas kecepatan tersebut," ucapnya.