Beberapa waktu lalu sudah dijelaskan mengenai teori penyebab pembentukan "lingkaran peri" di gurun pasir Namibia. Dilaporkan dalam jurnal Science Maret lalu, penyebabnya adalah rayap pasir (Psammotermes allocerus).
Tapi kini muncul teori lain lagi yang diterbitkan dalam jurnal PLoS ONE, bahwa penyebab lingkaran peri ini adalah rumput itu sendiri. Fenomena ini disebut Self-Organizing Spatial Vegetation Patterning.
Sistematikanya sendiri lebih mudah dari pada nama fenomenanya, yakni sebagai berikut: di ekosistem kering macam Namibia, kompetisi mendapatkan air sangatlah sengit. Maka itu, rerumputan yang terlihat kalem di bagian permukaan, sebenarnya berkompetisi ketat di bawah tanah, pada level akar.
"Kami berhipotesa bahwa tempat tandus ini muncul karena persaingan antar-rumput di bawah tanah," demikian tulis laporan tersebut. Pertumbuhan individu rumput yang kuat berkompetisi di bawah tanah, menghambat pertumbuhan dari rumput di sebelahnya. Akibatnya, membentuk tambalan besar. Demikian bunyi tambahan laporan tersebut.
Dengan kata lain, siapa pun yang menang dalam persaingan mendapatkan air, membuat rumput tetangga mati karena dehidrasi. Sehingga menciptakan tambalan besar, inilah yang dihubungkan dengan pembentukan lingkaran peri.
Lingkaran peri sendiri adalah tanah yang sebidang tanah kecil yang nampak seperti tambalan dan menyebar di atas padang rumput.
Keuntungan cincinMeski terlihat kejam, tambalan di tengah rumput ini sebenarnya menguntungkan bagi tetumbuhan lain di sekitarnya. Sebab, tambalan di tengah itu berperan sebagai waduk kelembaban dan nutrisi. Juga untuk menahan sumber daya tersebut untuk diasup tanaman di sekitar dan menciptakan lingkaran rapi dari rumput.
Kelembaban dan nutrisi ini pula yang membuat rumput lebih besar tumbuh di tepi lingkaran. Serta membantu lingkaran tanaman ini selamat dalam menghadapi kekeringan berkepanjangan.
Studi ini menunjukkan bahwa ketepatan dan jarak lingkaran peri bisa diprediksi secara akurat berdasarkan beberapa faktor lingkungan. Termasuk biomassa vegetasi, pengendapan, dan suhu musiman. Dengan demikian mengindikasikan bahwa lingkaran peri merupakan fenomena yang bergantung pada iklim.
Baca juga: Rayap Pasir Sebabkan Lingkaran Peri di Gurun