Para ilmuwan di AS sedang meneliti cara baru yang menjanjikan bisa mendeteksi kanker indung telur (kanker ovarium).Hasil studi yang dipublikasikan di jurnal Cancer, Senin (26/8) ini menguji kadar protein tertentu—yang disebut CA-125, yang pada umumnya diproduksi oleh tumor ovarium.Belum akurat betul, tapi tes tersebut disimpulkan mampu menjadi satu metode untuk pemeriksaan rutin kanker ovarium. Sekitar 4.000 orang perempuan dites darahnya selama lebih dari 11 tahun. Mereka yang termonitor meningkat kadar CA-125 secara signifikan, kemudian dirujuk ke ginekolog dan dilakukan USG. Berdasarkan hasil USG, ada sebanyak 10 orang menjalani pembedahan dalam periode studi. Lima di antaranya memiliki tumor jinak (tumor yang berpotensi rendah untuk berkembang menjadi kanker), dan empat orang wanita menderita kanker stadium awal. Satu orang perempuan lain menderita kanker endometriosis. Kanker ovarium merupakan kanker pembunuh mematikan urutan kelima pada wanita, kanker ini mengakibatkan kematian lebih banyak dibandingkan tipe kanker pada organ reproduksi lainnya. Peningkatan risiko wanita terhadap kanker ovarium berbanding lurus dengan panjang masa ovulasi dalam hidupnya.Salah satu alasan mengapa kanker ovarium sulit dideteksi dini yaitu karena gejalanya sama dengan sejumlah kondisi masalah pencernaan—meskipun pada kanker ovarium, sakit berlangsung menerus dan memburuk—sehingga tak disadari.