Lebih banyak manusia sakit dan sekarat karena penyalahgunaan obat dan sakit jiwa daripada HIV, TBC dan diabetes. Tampaknya cara pandang kita terhadap penyebab kematian yang berbahaya harus kembali diubah sebab terjadi pergeseran yang berarti.Hasil riset dari Global Burden of Disease Study (GBD) memeriksa kesehatan masyarakat dunia selama bertahun-tahun. Sebanyak 22.8% penyebab kematian adalah sakit jiwa dan penyalahgunaan obat.Penyalahgunaan obat itu menjadi gerbang bagi munculnya banyak penyakit yang menyebabkan kematian seperti kurangnya kekebalan tubuh dan pneumonia. Tetapi daftar ini masih perlu dikritisi sebab setiap negara mencatat penyebab kematian berbeda-beda. Ada yang mencatat kematian bunuh diri karena sakit jiwa sebagai kecelakaan dan kecanduan obat sebagai keracunan. Sehingga data ini, semisal diseragamkan pada penyebab kematian, maka akan bisa berubah. Depressive disorder menjadi penyebab kematian dengan jumlah 40% di mana wanita menjadi mayoritas korbannya. Untuk ketergantungan narkoba dan alkohol pria lebih rentan daripada wanita. Para peneliti juga menemukan bahwa penyalahgunaan makanan sangat tinggi di Australasia lalu di Sub-Sahara Afrika Barat paling rendah.Professor Whiteford yang menjadi pemimpin proyek mengatakan bahwa perawatan bagi pasien jiwa sangat kurang diperhatikan, bahkan di negeri berkembang tidak diperhatikan sama sekali sebab keterbatasan dana. Stigma penyakit jiwa juga menjadi hambatan tersendiri. Data dari GBD dianalisis oleh peneliti Amerika dan Australia mencari hal-hal utama dari mental dan penyalahgunaan obat-obatan. Data baru ini berarti perlu ada perubahan dalam pola pikir kesehatan masyarakat.