Upaya Penyelamatan Naskah Kuno Timbuktu

By , Minggu, 1 September 2013 | 22:28 WIB

Tidak mungkin bagi sirkulasi udara masuk ke dalam kotak besi tempat penyimpanan. Jamur biasanya berkembang di tingkat kelembaban 60%, dan tingkat kelembaban saat itu adalah 80%.

Beragam upaya sekarang tengah dilakukan untuk merenovasi sebuah bangunan di Bamako yang akan menjadi fasilitas penyimpanan yang layak.

Jendela juga ditutup untuk melindungi manuskrip dari cahaya matahari, serangga dan panas.

Juga akan terdapat ruang kerja dimana para ahli bisa menyimpan dokumen secara digital untuk keperluan riset bagi pelajar seluruh dunia.

"Naskah kuno Timbuktu selalu menjadi inspirasi bagi para pelajar yang mengkaji sejarah intelektual Afrika,'' kata Eva Brozowsky, seorang ahli restorasi kertas asal Jerman, yang telah bertugas di Bamako sejak April.

Warisan budaya Islam

Sekitar 2.000 dokumen yang dia akses bukan hanya berasal dari kawasan Islamis Utara dan Afrika Barat, juga dari Timur Tengah, dan berisi tentang hubungan diplomatik dan perdagangan, termasuk kajian Al Quran, bahasa dan hukum Arab.

"Ini adalah harta karun yang sangat bermanfaat dengan nilai yang tidak terkira, tidak ada yang tahu apa yang tersembunyi di dalam peti ini,'' tambah Hanssler.

Manuskrip ini tidak pernah disimpan dalam kondisi optimal, kata Hanssler.

"Beberapa dokumen telah rusak akibat termakan usia akibat serangga atau air. Sejumlah lainnya disebabkan oleh udara kering Timbuktu, dan sampul kulitnya menjadi lapuk dan retak.''

Sejumlah tulisan dalam naskah kuno ini juga terlihat memudar.

Haidara sendiri memperkirakan sekitar 20% manuskrip dalam keadaan rusak parah dan sangat rapuh, sementara 20% lainnya mengalami kerusakan yang lebih ringan.

Sementara situasi keamanan di Mali utara masih belum jelas, naskah kuno ini akan tetap disimpan di Bamako, tetapi Haidara belum mengetahui apakah dokumen ini akan dibawa ke luar negeri.

"Di hari saat masih ada bagian tersisa dari Timbuktu, kami akan mengembalikannya ke Timbuktu. Tetapi sampai hari itu tiba kami harus menjaganya - memasukkannya ke dalam kotak, menyimpannya, dibuat daftar buku dan menyelamatkannya dalam bentuk digital.''

Saat manuskrip ini kembali, tidak akan menggunakan kano atau di bawah tumpukan sayur lagi, dan diharapkan dalam kondisi yang lebih baik dari saat mereka dibawa pergi.

(Baca juga: Manuskrip Kuno Diselamatkan dari Pembakaran Militan dan Kisah Para Penulis)