Hati ini rasanya begitu bangga, saat menyaksikan dua wisatawan asing berjalan kaki mengenakan sarung ke luar dari Candi Borobudur menuju restoran Manohara. Bukan sembarang batik, melainkan bermotif stupa, dengan warna dasar biru tua. Coraknya sangat asosiatif dengan Candi Borobudur.
Inilah kebijakan yang telah ditetapkan beberapa waktu lalu, bahwa setiap pengunjung diwajibkan mengenakan kain batik saat berkunjung ke candi Buddha terbesar di dunia yang masuk dalam warisan UNESCO itu.
Maknanya adalah sebentuk penghormatan terhadap bangunan religi. Tetapi lebih luas lagi bila dijabarkan, inilah bagian dari etika kita sebagai pejalan. Di mana pun, turut mengamalkan nilai-nilai kearifan lokal.
Kalau tidak dimulai dari diri kita sendiri, siapa lagi yang memberikan penghargaan lebih kepada Candi Borobudur? Kitalah sang pewaris kekayaan budaya benda (tangible) ini!
Baca juga: Batujaya, Persinggahan Pertama Ekspedisi Sriwijaya
*Laporan Ekspedisi Sriwijaya yang dilakukan National Geographic Indonesia di Pulau Jawa, Agustus - September 2013.