Bila Anda mendapatkan tindakan suntik, baik di rumah sakit ataupun klinik, sebaiknya berhati-hati dengan suntik bekas pakai. Ada baiknya Anda tanyakan kepada tenaga medis apakah suntik tersebut baru atau bekas pakai.
Suntik bekas pakai belakangan kerap digunakan kembali untuk memasukkan cairan kepada pasien, tentunya tindakan ini berdampak buruk bagi kesehatan. Kesulitan bagi kita adalah sulitnya membedakan antara suntik baru dan bekas pakai.
Kasus suntik bekas pakai yang digunakan kembali kerap terjadi di India. Di India, seorang pemulung mengorek tempat pembuangan sampah untuk mencari suntik bekas untuk dijual kembali ke klinik. Ini merupakan pemandangan yang biasa dan sering dijumpai di India.
Menurut sebuah penelitian, dari empat hingga lima milliar suntik siap pakai di India, setidaknya ditemukan 2,5 miliar suntik yang tidak aman. Suntik tidak aman adalah suntik bekas yang telah terkontaminasi dan dapat berpotensi menularkan penyakit seperti HIV dan hepatitis.
Mengantisipasi tindakan tersebut, David Swann dari Huddersfield University, Inggris, merancang suntik ABC. Suntik tersebut menggunakan tinta yang sensitif terhadap karbon dioksida. Saat suntik masih terlindungi oleh segel, ia masih terlihat jernih. Namun setelah segel dibuka ataupun rusak, maka secara otomatis ia akan berubah warna.
Perubahan ini untuk memperingatkan siapa saja yang melihatnya bahwa suntikan tersebut telah terkontaminasi dan tidak boleh digunakan. "Bagaimana Anda dapat membedakan bahwa suntik benar-benar keluar dari kemasan yang tersegel atau hanya suntik bekas pakai yang baru saja dicuci. Kami menciptakan tinta cerdas, untuk membedakannya," jelas Swann.
Swann mencoba memberikan kontribusi suntik ABC sekitar lima persen dari total seluruh suntik siap pakai di India. Setelah lima tahun penggunaan, maka sebanyak 700.000 infeksi akibat suntik dapat terhenti dan biaya pengobatan dapat dihemat hingga US$130 juta.
Konsep suntik ABC jelas memberikan manfaat tidak hanya bagi tenaga medis tetapi juga pasien. Lantaran dapat dengan mudah mengetahui status perangkat kesehatan langsung melalui visual.
Swann menambahkan, bahwa penemuan ini menjadi penangkal yang baik bagi masyarakat agar tidak menggunakan kembali suntik bekas. Dari penemuan ini, Swann menjadi finalis Indeks Award tahun ini dalam kategori pengakuan atas solusi inovatif bagi masalah-masalah global.