Bahan dasar terasi adalah udang atau ikan segar, diolah bersama bahan pemadat dan bumbu alami lalu difermentasikan. Seiring zaman, versi modern pun diciptakan.
Yoedhy Bagus Yoganandita, Sous Chef Hotel Santika Bangka mengungkap, "Kini dikanal terasi bubuk: hasil fermentasi dikeringkan lalu digiling halus. Gunanya agar mudah dicampurkan dalam masakan."
Berikut beberapa destinasi yang menjadikan terasi sebagai komiditi andalan dan dipresentasikan dalam berbagi hidangan khasnya.
Jawa Cirebon yang dinama dari kata rebon (udang kecil) adalah penghasil terasi populer di wilayah pantai utara. Kehadiran penyedap dapat ditandai dalam sambal cabai merah pada suguhan nasi jamblang. Terasi dapat ditemui di pasar tradisional Jalan Lemah Wungkuk dekat Istana Kanoman.
Sementara bumbu hidangan Jawa Timur banyak mengandalkan terasi dan petis sehingga tampilannya cenderung kecoklatan, seperti rujak coto, rujak cingur, dan kupang lontong.
SumatraBagi warga Bangka-Belitung, terasi menjadi salah satu komponen penting memasak. Tambahan lainnya, kecalok (pengasaman udang kecil) serta rusip (fermentasi terasi).
Terasi dibubuhkan pada sambal, gangan atau lempah kuning (isinya ikan, ayam, atau iga sapi).
Masyarakat Bangka menyebutnya bumbu tige: terasi. garam, dan cabai rawit. Terasi juga jadi penguat rasa mi, utamanya chinese noodles style.
Bali dan LombokRujak kuah pindang, rujak rumput laut (bulung), dan sambal matah khas Pulau Dewata menggunakan bumbu terasi bakar. Anda dapat berbelanja terasi di Pasar Badung, Denpasar. Setelah ayam taliwang, pelecing kangkung merupakan primadona hidangan khas lombok. Sensasinya muncul dari samabal tomat dipadu terasi lokal bernama lengkare.