Anthrax, Bakteri Kecil "Penakluk" Manusia

By , Minggu, 8 September 2013 | 12:30 WIB

Saat ini, anthrax tergolong material senjata biologi yang paling ditakuti. Itu karena serangannya terbilang sulit diantisipasi dan dilacak. Negara semaju AS bahkan pernah dibuat tak berkutik menghadapainya.

Seminggu setelah Serangan 11 September 2001, penyidik FBI sempat dibuat pusing oleh serangan kuman yang dilancarkan lewat pos. Lima orang tewas dan 22 lainnya terinfeksi akut. Kuman anthrax tergolong bakteri, namanya Bacillus anthracis. Umumnya bakteri ini tercecer di padang rumput, tanah, atau lapangan di mana hewan berkuku empat dipelihara.

Di luar inangnya, dia bisa berubah bentuk menjadi spora, hidup tahan lama tanpa makanan dan tak berbahaya. Ukurannya amat kecil, antara satu sampai lima mikron. Sifat merusaknya baru muncul setelah mereka menemukan lingkungan kaya asam amino, glukosa, dan nukleoside.

Lingkungan macam ini bisa dimiliki darah dan jaringan hidup manusia atau hewan. Dalam lingkungan macam ini, dia akan segera memperbanyak diri dan mengeluarkan zat yang merusak dalam tubuh manusia/hewan.

Serangannya akan mengakibatkan pendarahan, muntah-muntah, penurunan tekanan darah, dan berujung kematian. Bentuk bakteri ini sendiri mirip sulur-sulur bambu. Infeksi ke dalam tubuh manusia atau hewan bisa melibatkan ribuan dari sporanya.

Lingkungan yang optimal yang disukai dalam tubuh manusia adalah di sekitar kelenjar limpa. Selain oleh karena terhirup, kuman-kuman ini juga bisa masuk ke dalam tubuh melalui luka terbuka, makanan yang sudah tercemar sporanya, atau minuman.

Karena kuman ini berupa bakteri, penanganannya harus menggunakan antibiotik dan sedini mungkin. Sebab, jika obat baru diberikan setelah gejalanya berjalan sekian waktu, racun yang ditebar akan makin banyak. Sayangnya, ketiga antibioitik antrhax hanya membunuh kumannya, tapi tidak mengatasi penjalaran racunnya.