Senjata Biologi, Sengsara Sebelum Ajal Menjemput

By , Senin, 9 September 2013 | 13:00 WIB

Beberapa pekan belakangan, muncul video korban senjata biologi di Suriah. Dalam tampilan video selama satu menit, terlihat orang dewasa dan anak-anak dengan tangan kaku menjulur ke atas, sementara tubuh mereka terlentang lunglai.

Mereka tidak punya kendali lagi atas gerak tubuhnya. Sedangkan tangan yang terangkat, terkadang bergetar atau terentak. Senjata biologi sesungguhnya lebih mengerikan dibanding bom nuklir. Itu karena efeknya tak langsung mencabut nyawa, tapi membuat seseorang menderita lebih dulu.

(Baca: Bom Kotor Pembuat Mati Menderita)

Senjata ini dirancang sebagai wahana pengantar bibit penyakit atau kuman dalam jumlah banyak. Kumannya pun dipilih dari jenis yag mematikan dari sulit diobati. Meskipun sejumlah badan dunia telah melarang penelitian di bidang persenjataan yang satu ini, sejumlah negara bergeming.

Berdasarkan temuan ilustrasi kuno, terungkap bahwa perang kuman telah dilakukan sejak abad pertengahan. Teknik yang dilakukan amat sederhana. Kuda yang diketahui mati karena menderita penyakit aneh, dilontarkan dengan ketapel ke wilayah musuh.

Harapannya, penyakit hewan ini menular ke penduduk setempat. Kemungkinan penyakit ini adalah tetanus, yang disebabkan bakteri anerob Clostridium tetani.

Material biologi (kuman) biasanya disiapkan dalam bentuk aerosol. Dalam kaitan ini, berarti ada bagian padat, cair, dan gas. Untuk itu cara pengiriman paling efektif adalah dengan menggunakan kontainer.

Kontainer bisa dilontarkan ke wilayah sasaran dengan menggunakan peluru. Sedangkan jenis kuman yang biasanya digunakan dalam senjata ini ada empat jenis yaitu bakteri, rickettsiae, virus, dan jamur.