Para insinyur di Italia berhasil menegakkan kembali kapal pesiar Costa Concordia, 20 bulan setelah kapal itu terbalik dan menewaskan 32 orang di dekat Pulau Giglio, Italia. Mereka mengatakan bahwa upaya pengentasan kapal hingga "mencapai nol derajat (vertikal) merupakan target kami".
Dalam operasi yang dilakukan Senin (16/9), mereka menggunakan kabel dan kotak logam yang diisi dengan air untuk menggulung kapal menuju sebuah landasan. Costa Concordia terbalik pada 13 Januari 2012, menewaskan 32 orang. Kapal pesiar mewah ini kandas di atas batu di dekat Pulau Giglio karena berlayar terlalu dekat ke daratan.
Ada dua jenazah korban bencana ini belum ditemukan dalam upaya pencarian sebelumnya. Sehingga muncul harapan kedua korban mungkin ditemukan selama operasi kali ini.
Kapal dinyatakan berada dalam posisi tegak pada Selasa (17/9) pukul 04.00 pagi waktu setempat. Franco Gabrielli, Kepala Otoritas Keamanan Sipil di Italia, mengatakan, kapal itu sekarang menempati landasan yang dibangun di atas laut.
"Saya bisa katakan, ini adalah operasi yang sempurna," ujar Franco Porcellacchia, seorang manajer dari perusahaan pemilik Concordia, Costa Crociere SpA. Dia menambahkan tidak ada pencemaran lingkungan yang terdeteksi sejauh ini. (Baca: Italia Terancam Bencana Lingkungan Dahsyat).
Jaringan dipasang di sekitar kapal sebelum operasi berlangsung untuk menghindari adanya ancaman polusi di taman laut nasional itu. Pihak berwenang saat ini berencana untuk mengadakan penyelidikan pada kapal dengan berat 114.000 ton ini, untuk kemudian masuk ke tahapan selanjutnya, yaitu penghancuran kapal.
Lima orang telah dihukum karena mengakibatkan bencana yang membunuh puluhan orang ini dan kaptennya, Francesco Schettino, sedang menjalani persidangan atas dakwaan pembunuhan dan meninggalkan kapal. Kelimanya adalah Roberto Ferrarini, Manrico Giampedroni, Ciro Ambrosio, Silvia Coronica, dan juru mudi asal Indonesia, Jacob Rusli Bin.
Hukuman terlama dijatuhkan kepada Ferranini, yang berada di daratan untuk memimpin upaya penyelamatan para penumpang.