Peneliti Temukan Tikus Genus Baru di Halmahera

By , Minggu, 22 September 2013 | 06:34 WIB

Satu jenis hewan pengerat baru ditemukan di hutan pegunungan di Maluku, Indonesia, oleh tim gabungan dari Denmark dan Indonesia.

Tikus yang diberi julukan Spiny Boki Meko memiliki bulu tajam dan ujung ekor berwarna putih, yang menjadi keunikannya.

Tim Universitas Kopenhagen dan Musem Zoologi Bogor menemukannya dalam ekspedisi ke kawasan pegunungan terpencil di Pulau Halmahera.

Mereka menaruh umpan kelapa bakar dan bumbu kacang di batang pohon dan di mulut liang tanah untuk menarik kedatangan satwa.

Salah satu yang ditemukan adalah hewan pengerat yang belum pernah diketahui dengan warna bulu coklat muda yang tajam dan perut yang agak keputih-putihan.

Setelah meneliti DNA dan ciri-ciri fisiknya, tim memutuskan bahwa tikus itu bukan hanya spesies baru namun merupakan genus yang baru.

Temuan tikus baru di Halmahera ini diterbitkan jurnal zoologi Linnean Society, seperti dilaporkan wartawan sains BBC, James Morgan.

Nama resmi yang diberikan adalah Halmaheramys bokimekot yang diambil dari Boki Mekot, kawasan pegunungan di Halmahera yang terancam oleh kegiatan pertambangan dan perambahan hutan.

"Hewan pengerat baru ini mengangkat jumlah yang besar dari keragaman hayati yang tidak diketahui di wilayah ini dan pentingnya perlindungannya," tutur Pierre-Henri Fabre, dari Centre for Macroecology, Evolution, and Climate di Universitas Kopenghagen.

"Amat penting bagi ahli zoologi untuk berkunjung ke pulau itu dan menjelajah lebih jauh."

Hingga saat ini baru enam ekor tikus baru yang berhasil ditangkap: tiga jantan dewasa dan tiga betina dewasa.

Belum banyak yang bisa diketahui tentang perilaku tikus ini namun diduga omnivorous—atau pemakan segalanya—karena di perutnya ditemukan tumbuhan dan serangga.

Halmahera merupakan salah satu pulau yang diteliti oleh Alfred Russel Wallace, yang menulis surat kepada Charles Darwin, untuk menjelaskan teori evolusinya.

Agustus lalu satu spesies tikus, yang nyaris tidak memiliki gigi ditemukan oleh para ilmuwan di hutan Sulawesi dan diberi nama Paucidentomys vermidax.