Apakah Jamur Ini Mampu Mengobati HIV/AIDS?

By , Minggu, 22 September 2013 | 08:09 WIB

Ilmuwan dari Vector Institute di dekat Novosibirsk, Rusia, mengklaim telah menemukan pengobatan potensial untuk HIV/AIDS (human immunodeficiency virus/acquired immune deficiency syndrome). Pengobatan ini ada pada jamur yang disebut Chaga. 

Dalam riset yang dilakukan, para ilmuwan memilih 82 jenis dari 33 tipe jamur yang tumbuh di South West Siberian. Hasilnya, jamur Chaga menunjukkan spektrum paling luas sebagai antiviral.

Jamur ini juga menunjukkan efek toksik yang sangat rendah. Hasil inilah yang menyebabkan jamur Chaga juga berpotensi dikembangkan sebagai obat untuk cacar dan influenza.

Jamur Chaga sudah lama terkenal di seputaran Siberia. Ilmuwan Vector mengatakan, walaupun tidak terdengar di media, jamur Chaga sudah lama digunakan sebagai pengobatan tradisional dan dibicarakan sebagai penangkal virus (antivirus). Saat ini para ilmuwan berani mengatakan, omongan tersebut bukan sekadar kabar burung, tetapi benar adanya.

Dalam keseharian, jamur Chaga (Inonotus obliquus) tumbuh pada cabang pohon birch. Jamur ini memiliki konsentrasi asam betulinik yang tinggi.

Asam ini memiliki efek antiretroviral, anti-inflammatory, dan baru-baru ini juga diketahui merupakan agen antikanker. Ilmuwan Vector menyebut jamur ini menjanjikan perkembangan untuk pengobatan penyakit lainnya.

Riset yang dilakukan, menurut peneliti dari Vector, merupakan perkembangan dari fungsi jamur sebagai antitumor dan perangsang daya tahan tubuh. Dalam studinya peneliti menemukan, jamur efektif melindungi sel DNA dari radikal bebas. Radikal inilah yang kemudian merusak membran sel.

Kendati begitu, temuan ini mendapat tentangan di dunia barat. “Tidak ada uji klinis yang menilai keamanan dan kemanjuran Chaga, sebagai pencegahan penyakit atau pengobatan kanker," kata Memorial Sloan-Kettering Cancer Center, New York, dalam situsnya.