Pemerhati dan Pelestari Peringati Hari Badak Sedunia

By , Minggu, 22 September 2013 | 17:49 WIB
()

Hari ini, (22/9) para pemerhati dan pelestari lingkungan Indonesia memperingati Hari Badak Sedunia. Tua-muda, laki-laki-perempuan, berkumpul di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta untuk menggelar aksi “Rhino Long March”, yang sekaligus menjadi salah satu pilihan kegiatan dalam Kawasan Car Free Day. Para pemerhati lingkungan ini berjalan kaki sembari menyuarakan kepada publik untuk bergandengan tangan dalam upaya pelestarian badak di dunia, khususnya di Indonesia.

Saat ini, terdapat lima jenis badak yang masih tersisa di dunia—dua diantaranya terdapat di Indonesia, yaitu badak jawa (Rhinoceros sondaicus) dan badak sumatra (Dicherorinus sumatrensis). Kedua jenis satwa langka dan dilindungi ini dikategorikan dalam status kritis terancam punah (critically endangered species) oleh Daftar Merah IUCN. 

Populasi badak Jawa hanya tersisa sekitar 50 individu di alam, yaitu di Taman Nasional Ujung Kulon (Banten) – dengan jumlah individu yang kecil dan hanya berada dalam satu populasi akan sangat rentan terhadap kepunahan. 

Sedangkan badak sumatra hanya tinggal sekitar 200 individu, tersebar di Taman Nasional Gunung Leuser (Aceh), Bukit Barisan Selatan (Lampung), dan Waykambas (Lampung).

Dukungan terhadap upaya pelestarian badak Indonesia yang dilakukan pada Minggu (22/9) di kawasan Bundaran HI, Jakarta (MTamanyira/WWF-Indonesia).

Anwar Purwoto, Direktur Program Kehutanan, Spesies Terestrial dan Air Tawar WWF-Indonesia, mengatakan, “Saat ini ada kebutuhan mendesak mengurangi tekanan terhadap habitat badak di sumatra dan untuk segera menetapkan habitat kedua bagi populasi badak Jawa di lokasi yang tepat dan aman." 

Anwar juga menambahkan, "Keduanya merupakan tugas berat Pemerintah yang memerlukan kerjasama dan dukungan parapihak termasuk para pakar, organisasi lingkungan, dan masyarakat luas. Peran serta masyarakat juga diharapkan mampu mendorong efektifitas upaya pencegahan terhadap perburuan dan perdagangan liar—khususnya perdagangan liar cula  badak, dan penegakan hukumnya.”

Aksi long march ini diramaikan oleh sekitar 100 sukarelawan WWF-Indonesia, komunitas Jumps Still, Parkour, Forum Badak Indonesia, Teens Go Green, Transformasi Hijau, Magic Line, dan sejumlah kelompok mahasiswa.

(Baca juga: Pengetahuan Tentang Badak Masih Langka dan Mengapa Populasi Badak Jawa Tertekan?)