Gempa bumi berkekuatan 7,7 skala Richter mengguncang daerah terpencil di bagian barat Pakistan pada Selasa (24/9) waktu setempat. Menewaskan 260 orang dan membuat ratusan ribu jiwa mengungsi.
Fenomena berbeda dari gempa besar di Pakistan ini adalah terbentuknya sebuah pulau baru di lepas pantai yang mengundang perhatian dan keingintahuan masyarakat dunia. Seperti dikutip dari AFP, pulau ini Pakistan tiba-tiba muncul di dekat pelabuhan Gwadar pasca-terjadinya gempa. Pulau itu memiliki tinggi 18 hingga 21 meter, lebar 91 meter, dan panjang 37 meter.
Pulau tersebut terletak kurang lebih dua kilometer dari lepas pantai Pakistan, berjarak sekitar 400 kilometer dari pusat gempa. Pulau ini sepertinya terbentuk dari lumpur yang berada di dasar laut, meskipun dalam fotonya batu juga terlihat.
Ilmuwan mengklaim pembentukan pulau ini hanya bersifat sementara dan tidak akan berlangsung lama. "Ini merupakan fitur sementara, yang mungkin akan hilang dalam beberapa bulan. Ini hanyalah tumpukan lumpur besar yang berada di dasar laut yang terdorong," kata kata Bill Barnhart, seorang ahli geofisika dari US Geological Survey (USGS). Rabu (25/9).
Pulau tersebut terbentuk dari apa yang kita sebut sebagai gunung lumpur --yang memang terjadi di seluruh dunia. Ilmuwan menduga menduga pulau baru ini adalah gunung lumpur yang terdapat di lepas pantai Pakistan.
Saat ini Barnhart tengah mempelajari gambar dan akun berbagai media mengenai pulau baru tersebut di sebuah laboratorium di Golden, Colorado. "Hal serupa juga pernah terjadi saat gempa melanda Pakistan tahun 2010. Pulau baru muncul pasca-gempa. Itu hanya berlangsung satu atau dua bulan, kemudian hanyut," ujar Barnhart.Meskipun gunung berapi lumpur juga ditemukan di tempat lain, tidak selalu menghasilkan pulau. Seperti gunung berapi yang pernah telihat di California setelah gempa melanda pada tahun 2010.
Para pakar akan segera mengukur secara detail daratan yang baru saja terbentuk di Pakisatan dan juga meneliti lebih lanjut untuk memahami bagaimana proses terbentuknya. "Sejauh ini kami belum mengetahui banyak. Kami tidak memiliki satelit yang mampu mengindetifikasinya dengan baik," tambah Barnhart.
Barnhart menjelaskan gelombang seismik dari gempa kemungkinan disebabkan beberapa material cairan yang berada di bawah dasar laut mengembang. Pertahanan kerak mendapat tekanan dari fluida kemudian pecah, dan memuntahkan lumpur. Seluruh proses ini mirip dengan pencairan.
Ketika gelombang seismik biasanya padat pada lapisan tanah berubah menjadi cairan yang mengalir, hal ini sering menimblakan malapetaka bagi bangunan atau pun orang-orang yang berada di atasnya.