Seorang pengajar di Glagow University, Skotlandia, mendorong mahasiswanya untuk aktif menulis dalam akun Twitter saat mengikuti kuliahnya. Grame Pate yang mengajarkan pendidikan dasar pada kajian interdisipliner di universitas tersebut, mengatakan, mahasiswanya akan "bisa belajar dan berinteraksi" jika aktif menggunakan akun media sosial mereka.
Penggunaan sosial media di sini tentu saja masih berkaitan dengan kuliah yang dia berikan. Melalui penggunaan sosial media yang aktif seperti Twitter, dia berharap mahasiswanya akan menuliskan pertanyaan, memunculkan sebuah topik bahasan, dan memberikan komentar terkait dengan kuliah yang diberikan.
Prinsipnya sebenarnya sama seperti ketika pertemuan tatap muka di dalam ruang kelas. "Media sosial adalah sesuatu yang tumbuh bersama dengan para mahasiswa dan itu sudah menyatu dalam hidup mereka dan pendidikan mereka," kata Pate.
"Menggunakan Twitter bisa menjadi cara untuk membantu mahasiswa mengajukan pertanyaan tentang materi kuliah dengan cara yang tidak konfrontatif atau berhadapan langsung."
Lebih percaya diri"Ini sangat menarik dan cara yang logis untuk dikembangkan sebagai pengalaman mengajar dan belajar." Demikian ditambahkan Pate. Ada sejumlah alasan kenapa cara ini bisa dicoba dalam sebuah kegiatan belajar mengajar.
"Contohnya, mahasiswa mungkin merasa lebih percaya diri untuk bertanya atau memunculkan topik bahasan di Twitter daripada dalam sebuah susana perkuliahan formal," jelas Pate. "Idenya adalah mengembangkan metode mengajar bagi para pengajar yang melek komputer dan bisa menggunakan sarana teknologi informasi."
Saat ini, kata Pate, kehadiran teknologi informasi dan komunikasi memungkinkan munculnya metode mengajar yang variatif sehingga mengajar tidak hanya sekedar proses dua arah saja. Teknologi baru menurutnya juga memunculkan cara baru bagi mahasiswa untuk berpartisipasi dalam kegiatan belajar mengajar.