Seorang pria di Cina hidup memiliki dua buah hidung, satu hidung terletak di tempat sebenarnya sementara hidung satunya tumbuh di dahi. Meskipun penampilan pria ini terlihat aneh, pria ini merupakan pasien teknik rekonstruksi hidung yang umum dilakukan.
Awalnya pasien mengalami kecelekaan mobil yang menyebabkan kerusakan hidung dan infeksi. Infeksi telah memakan tulang rawan di hidungnya, sehingga mustahil bagi dokter untuk memperbaiki hidung aslinya. Karena alasan tersebut, maka tim dokter memutuskan untuk menumbuhkan hidung yang sama sekali baru di dahinya.
Memang hasilnya terlihat ekstrim dan aneh, karena kemunculan hidung di dahi benar-benar membuat orang sekitar tercengang. Namun demikian sebenarnya teknik operasi plastik yang digunakan merupakan teknik yang umum dan biasa digunakan bagi pasien.
"Meskipun penampilannya ekstrim, metode ini tidak jauh berbeda dari teknik operasi plastik yang digunakan selama ini," kata David Cangello, seorang ahli bedah plastik di Lenox Hill Hospital dan Rumah Sakit Telinga Mata dan Tenggorokan di New York.
Dokter meletakkan jaringan ekspander di bawah dahi pasien untuk meregangkan kulit dan membuat bentuk hidung secara kasar. Kemudian menanam tulang rawan yang diambil dari tulang rusuk pasien untuk menumbuhkan hidungnya hingga sempurna. Setelah hidung di dahi siap, berkembang dengan sempurna, maka dokter akan memindahkan hidung baru tersebut ke tempat di mana umunya hidung berada semestinya.
"Kami biasanya mengambil tulang rawan dari tulang rusuk, kemudian meletakkannya tepat di mana struktur hidung siap tumbuh, dan kami membawa flap kulit di atasnya dan menutupinya, " kata Cangello.
Setelah itu dokter menjahit bersama flap kulit dahi, yang biasanya akan meninggalkan bekas luka kecil. Meskipun pasien dapat memilih bagian tubuh yang berbeda untuk menumbuhkan hidungnya, menggunakan kulit dahi merupakan alasan yang bagus.
"Kami ingin menggunakan jaringan yang sama untuk merekonstruksi organ di wilayah yang sama," kata Cangello.
Dahi juga meringankan pembuluh darah untuk memelihara jaringan transplantasi,sehingga para ahli bedah tidak perlu memutus dan menyambungkan kembali pembuluh-pembuluh untuk menempatkan hidung di posisi yang benar.
Jika dokter menumbuhkan hidung pada lengan atau kaki, misalnya, mereka harus melakukan bedah mikro dengan susah payah untuk mengambil pembuluh darah di kaki dan mengeringkan transplantasi.
Hidung baru yang tumbuh di dahi pria tersebut memang terlihat lebih besar dibandingkan dengan hidung asli yang ia miliki. "Sebenarnya, hidung kecil yang ia miliki terlihat lebih harmonis daripada apa yang ia miliki di dahinya. Tapi hidung baru harusnya menyusut setelah dipasang di tempat sebenarnya," kata Cangello.
Proses tranplantasi ini tak hanya memang merekonstruksi bentuk tetapi peneliti juga membenarkan fungsi hidung pria tersebut, karena selama ini ia mengaku kesulitan bernapas dengan baik.