Orangtua diminta untuk mengajak anaknya lebih banyak bermain di usia dini setelah sebuah survei menyebut kemampuan sosial lebih penting ketimbang kemampuan akademik saat memulai sekolah.
Dalam survei yang dilakukan terhadap lebih dari 2.000 pekerja penitipan anak, orangtua dan guru menempatkan kemampuan sosial dan berdikari lebih tinggi dibandingkan kemampuan akademis.
Lembaga pemerhati anak Pacey, selaku pembuat riset, mengatakan pembelajaran akademis secara dini justru bisa menghambat keberhasilan.
"Usia dini" adalah definisi bagi semua pendidikan bagi anak-anak hingga berusia lima tahun, termasuk kelompok bermain, taman kanak-kanak hingga tahun awal sekolah dasar.
Pada tahap ini berarti menyiapkan anak-anak untuk sekolah, dan laporan dari Pacey mengkaji apa artinya untuk menjadi "siap bersekolah".
Percaya diri
Dalam riset ini kepada 1.474 orangtua, 500 pekerja penitipan anak dan 160 guru ditanyakan kemampuan dan kualitas apa yang dibutuhkan anak-anak untuk siap masuk sekolah.
Secara keseluruhan, 75% menyatakan hal paling penting adalah kepercayaan diri di sekolah tanpa orangtua mereka dan kemampuan sosial yang kuat untuk berinteraksi dengan anak-anak lain dan orang dewasa.
Dan elemen yang dianggap kurang penting adalah kemampuan akademis dasar seperti membaca, menulis dan menghitung. Total 26%—dan hanya 4% guru yang diriset—yang menyebut kemampuan akademis ini penting.
Kepala eksekutif Pacey, Liz Bayram mengatakan riset ini menunjukkan adanya kekhawatiran yang meningkat tentang pemaksaan kemampuan akademis dalam pendidikan usia dini.
"Sementara tidak ada satupun orang yang membantah bahwa mendukung anak-anak untuk mencapai potensi mereka adalah penting, Pacey mengkhawatirkan pencapaian akademis menjadi kekuatan dominan dalam pendidikan usia dini," katanya.
"Kajian kami menunjukkan bahwa guru dan pekerja penitipan anak mengkhawatirkan bahwa pentingnya bermain dan bagaimana mendukung anak-anak untuk percaya diri, komunikatif, bersosialisasi dan individu yang ingin tahu semakin memudar."