Daigoro - Sachiko "Dicomblangi" agar Hasilkan Keturunan di Penangkaran

By , Senin, 30 September 2013 | 10:48 WIB

Bayangkan amfibi yang tumbuh hingga 1,5 meter dan bisa mencapai bobot 80 kilogram. Hanya dalam hitungan detik, ia bisa memotong jari Anda.

Inilah salamander raksasa dari Jepang yang merupakan salah satu yang terbesar dari jenisnya. Tampilannya burik, berlendir, dan hanya mengalami sedikit perubahan dalam evolusi yang memakan waktu jutaan tahun.

Kondisinya di Jepang sempat memunculkan kekhawatiran lantaran terdesak perburuan, polusi, dan pembuatan bendungan. Padahal dulunya salamander raksasa ini hidup di aliran dingin air di pegunungan dan kaki bukit. Warga juga sering menangkap mereka sebagai makanan.

Tapi kini, salamander raksasa dilindungi sebagai harta karun nasional Jepang dan salah satu caranya dengan dibiakkan di penangkaran. "Meski ini adalah pembiakkan kedua di Jepang, ini adalah pertama kalinya terjadi di tangki indoor," ujar Akihiro Ito dari Hanzake Nature Museum of Mizuho di Prefektur Shimane. "Kami butuh waktu lima tahun [untuk menyukseskannya]."

Tantangan pembiakanHanzake, demikian makhluk ini disebut oleh warga lokal. Ia bereproduksi secara eksternal, di mana salamander betina meletakkan ratusan telur di luar. Telur yang sudah dibuahi pejantan yang sebelumnya harus berduel dengan jantan lain.

Pejantan yang bertanggung jawab sebagai ayah kemudian menjaga calon-calon bayinya. Namun, salamander raksasa biasanya tidak mau berkembang biak di penangkaran. Maka diciptakanlah lingkungan yang sempurna bagi salamander ini.

Setelah berkonsultasi dengan Kebun Binatang Hiroshima Asa, pihak museum menggunakan air tanah untuk menyesuaikan tingkat keasaman, mengontrol suhu, cahaya, dan udara di lingkungan salamander.

Pihak staf kemudian meletakkan dua pejantan dan tiga betina dalam tangki yang hanya memiliki satu sarang. Tapi, usaha ini tidak berjalan lancar di tahap awal. Satu individu jantan menduduki sarang itu dan menyerang individu lainnya, termasuk salah satu betina.

Setelah beberapa kali percobaan kombinasi jantan dan betina, akhirnya pasangan jantan bernama Daigoro dan betina bernama Sachiko, berhasil bersatu. Keduanya sukses menghasilkan 500 telur yang sudah dibuahi.

Selamat untuk kedua orangtua. Kami akan mengikuti terus bagaimana perkembangan mereka dan bay-bayinya.