Ketika berusia sekitar 20-an, Stephen Hawking didiagnosis menderita amyotrophic lateral sclerosis (ALS). Dokter memprediksi bahwa dia hanya akan bertahan hidup tiga tahun. Namun, Hawking bertahan dan menjadi fisikawan dan kosmolog paling ternama di abad ini. Kini, Hawking sepertinya punya "yunior". Jacob Barnett, kini berusia 14 tahun, pada usia 2 tahun didiagnosis menderita autisme sedang hingga parah. Dokter memprediksi bahwa dia tak akan bisa bicara, membaca, dan melakukan hal-hal dasar dalam hidupnya. Namun, prediksi itu meleset. Barnett sekarang menjadi remaja cerdas. Pada usia 14 tahun, ia telah terdaftar menjadi mahasiswa program master bidang fisika kuantum. Tingkat kecerdasan Barnett (IQ), menurut BBC, mencapai 170, melebihi Einstein. Ia bahkan sudah diprediksi akan meraih nobel.Sejak memasuki Indiana University-Purdue University Indianapolis (IUPUI) pada usia 10 tahun, Barnett telah memukau pengajar, rekan, dan keluarganya dengan kecerdasannya yang diperkirakan melebihi Albert Einstein. Barnett sering membantu temannya mempelajari kalkulus. Ia selalu menjadi juara kelas. Laporan majalah Time pada tahun 2011 menyebut, suatu hari, Barnett mungkin akan mampu menggugat Teori Relativitas yang dipelopori Einstein.Di luar kecemerlangannya dalam bidang akademis, Barnett juga terkenal sebagai seorang entrepreneur dan penulis yang menginspirasi. Ia dan keluarganya menjalankan sebuah badan donasi bernama Jacob's Place untuk anak-anak dan mamakai ceritanya untuk meningkatkan pemahaman dan mengubah mitos soal autisme."Saya seharusnya tak di sini. Kau tahu, saya dulu diberi tahu bahwa saya tak akan bisa bicara. Mungkin ada terapis yang melihat siaran ini sekarang dan ketakutan," katanya dalam acara TEDx Teen di New York tahun 2012 lalu.Barnett dan Hawking berbagi pengalaman yang sama. Mereka didiagnosis memiliki keterbatasan tetapi berhasil survive mengatasinya. Ke depan, bukan tidak mungkin Barnett akan menjadi penerus Hawking.