Genda si Orang Gila, Pearl Harbor Korbannya

By , Rabu, 9 Oktober 2013 | 14:50 WIB

Minoru Genda bukanlah jenderal atau laksamana, tetapi namanya berkibar dalam Perang Pasifik karena dialah perancang rinci serangan terhadap Pearl Harbor dan berbagai operasi armada Jepang lainnya. Genda yang dilahirkan 1904 di Hiroshima, lulus dari Akademi AL tahun 1924 dan dilatih sebagai pilot pesawat yang berpangkaalan di kapal induk.

Genda bertugas di kapal induk Akagi (1931) sebelum menjadi instruktur di Pangkalan Udara AL Yokosuka. Di sini, ia sempat membentuk tim aerobatik yang terkenal dengan nama Sirkus Genda.

Setelah luluis dari Sekolah Staf AL, ia makin menonjol karena obsesinya terhadap penerbangan AL, sehingga sering dijuluki Genda si Orang Giila, Madman Genda. Dia pernah ditugaskan sebagai asisten atase AL di London tahun 1938 - 1940.

Sebelum perang pecah, Genda menjadi perwira operasi dari Divisi Kapal Induk Pertama. Dalam posisi inilah dia diserahi tugas merancang secara rinci serangan udara terhadap Pearl Harbor. Dia ikut menyempurnakan taktik serangan torpedo pada perairan dangkal, bahkan turun langsung dalam serangan pada 7 Desember 1941.

Minoru Genda ikut dalam operasi d Lautan Hindia kemudian memimpin rangkaian serangan udara terhadap Midway. Selaku perwira penerbang di kapal induk Shokaku, ia juga terlibat dalam pertemuran di sekitar Kep.Solomon dan Santa Cruz. Ia kemudian ditarik sebagai perwira staf, dan tahun 1945 ditugaskan dalam pertahanan udara tanah Jepang.

Setelah Jepang kalah, Genda bergabung dengan Pasukan Bela Diri Jepang dan menjadi Wakil Kepala Staf Udara (1954), kemudian tahun 1957 menjadi komandan pertahanan udara. Dia menjadi kepala staf udara tahun 1959 lalu pensium 1962.

Genda yang dikenal sebagai perwira yang tidak ortodoks sekalipun agak eksentrik, perencana taktis yang brilian, dan komandan satuan udara yang sukses, meninggal dunia di Tokyo 15 Agustus 1989, tepat 44 tahun sesudah takluknya Jeang dalam Perang Dunia II.

*Artikel ini merupakan bagian dari Majalah Angkasa edisi koleksi Perang Asia Timur Raya, terbit Agustus 2008.