Seorang pria Cina berusia 45 tahun menderita penyakit aneh, di mana warna gusi bagian atas mengalami perubahan warna menjadi gelap bahkan hitam. Kasus yang menimpa pria paruh baya tersebut adalah salah satu tipe penyakit melanoma yang sangat jarang terjadi.
Melanoma yaitu jenis kanker kulit yang paling berbahaya, sekaligus menjadi penyebab utama kematian dari penyakit kulit. "Kasus ini merupakan kasus melanoma yang luar biasa langka," kata Susan Muller, profesor bedah kepala dan leher di Emory University yang meneliti kasus ini.
Dalam dunia medis, kasus ini disebut melanoma mukosa, tipe ini terjadi hanya kurang dari satu persen dari semua kasus melanoma. Bagian gusi pria tersebut mengandung pigmen gelap sepanjang empat sentimeter dan lebar 1,5 sentimeter.
Melanoma adalah kanker melanosit yaitu sel yang menghasilkan melanin yaitu sejenis pigmen warna kulit. Ini merupakan kaker kulit yang paling jarang terjadi namun paling berbahaya jika tidak ditangani sedari awal. Sel melanosit ada di beberapa bagian lain dari tubuh, seperti mata, sinus, dan mulut namun fungsi mereka di tempat tersebut tidak terlalu jelas.
"Dalam hal ini, kami tidak mengetahui, mengapa terdapat sel melanosit di mulut dan apa yang membuat sel tersebut menjadi dan ganas," kata Muller.
Muller bersama rekannya, sebelumnya telah melihat pasien yang menderita melanoma berada di bagian kepala dan leher yang dirawat di rumah sakit yang berafiliasi dengan Emory University. Dalam kurun waktu 20 tahun, mereka menemukan 22 orang menderita melanoma pada sinus mereka, dan hanya delapan orang yang menderita melanoma di mulut.
Dalam kasus pria ini, saat dokter memeriksa kembali pasca-enam bulan setelah operasi, mereka tidak menemukan tanda-tanda bahwa kanker akan tumbuh kembali. Muller mencatat, pigmentasi yang terjadi di mulut dapat disebabkan oleh berbagai hal.
Bintik-bintik gelap yang terjadi di mulut memang sekilas terlihat seperti melanoma, namun biasanya itu jinak. Namun, jika itu memang, maka akan terlihat seperti pigmentasi hitam, besar, menyebar seperti yang terjadi pada pasien pria ini.
Mengobati penyakit melanoma di kepala dan di leher menjadi tantangan tersendiri bagi dokter. Ketika mengangkat tumor, maka dokter akan mengambil sebagian besar jaringan yang cukup besar di sekitar pusat kanker berada, untuk meminimalisir sel-sel kanker tumbuh kembali di dalam tubuh.
Namun ini kan menjadi masalah tersendiri ketika kanker berada di kepala dan leher. "Jika Anda memiliki kanker di hati, maka dokter dapat mengangkat hati Anda, namun jika Anda memiliki kanker di kepala, dokter tidak dapat menghapus kepala," kata Muller.
Tantangan lainnya adalah ketika melanoma terjadi di dalam tubuh yang tidak terlihat pandangan mata. Seperti misalnya melanoma yang terjadi pada sinus, maka akan sulit terlihat. Namun demikian melanoma yang terjadi pada mulut dapat terdeteksi lebih dini oleh dokter maupun pasien itu sendiri karena mudah terlihat.
Dengan adanya kasus ini apakah setiap orang harus memeriksa mulut dan kulit mereka, untuk pencegahan dan mengetahui tanda-tanda awal melanoma? Menjawab hal tersebut, dokter Muller mengungkapkan bahwa hal tersebut tidak perlu terlalu dikhawatirkan, dibanding melanoma kanker mulut justru memiliki risiko lebih tinggi.
"Kasus ini sebagai peringatan yang baik bahwa melanoma dapat terjadi di dalam rongga mulut Anda, namun kasus ini sangat langka," ujar Muller.