Petra, Lambang Kebesaran Yordania

By , Minggu, 13 Oktober 2013 | 12:00 WIB

Sebagai orang yang menyukai jalan-jalan dan sejarah, Petra di Yordania, bagi saya, merupakan tempat yang luar biasa. Entah apa sebutannya, situs, taman batu, atau apa pun, tetapi saya memandangnya sebagai sebuah peradaban kampung batu yang sangat maju. Yang jelas, bangunan di sini sudah sangatlah berumur. Menurut pemandu lokal, Petra dibangun pada masa suatu dinasti yang hidup sekitar 2000-1500 SM.

Saya menuju ke sana bersama keluarga. Kami berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta di Jakarta, terbang selama tujuh jam, lalu transit di Dubai. Setelah itu, perjalanan masih dilanjutkan menuju Yordania menggunakan pesawat selama kurang lebih dua jam. Kami menuju Petra menggunakan bus yang memang sudah dipesan jauh-jauh hari. Perjalanan kurang lebih memakan waktu empat sampai lima jam. Sampai di Petra, tentunya harus membayar tiket masuk. Harga tiket yang dipatok untuk turis terbilang tinggi, untuk satu hari masuk dikenakan biaya JD90 (Jordanian Dinar) atau sekitar Rp1 juta, sedangkan untuk warga lokal, hanya dikenakan biaya JD1.

Jarak yang ditempuh untuk menuju bangunan utama di Petra yang terletak paling depan adalah sejauh satu kilometer. Bangunan tersebut adalah sebuah bangunan yang mirip kuil batu yang sangat besar. Namun, pada masanya bangunan sebagaimana tampak dalam foto bukanlah kuil untuk menyembah, melainkan bangunan yang berfungsi tak ubahnya pengadilan di masa sekarang. Selama berjalan menuju bangunan tersebut di kanan-kiri saya berdiri tanpa putus tebing batu yang sangat halus setinggi 80 meter. Kemegahan tiada henti memanjakan mata saya selama di Yordania.

Dimuat di rubrik Trip Kita, National Geographic Traveler edisi Juli 2013.