Ribuan lembar kain tenun Sumba menjadi koleksi sejumlah museum dan kolektor di luar negeri, Banyak motif dari kain tenun yang dimiliki pihak asing tersebut tidak dimiliki Pemerintah Indonesia.
"Kami sempat terkejut karena jumlah ragam motif kain yang dimilki pihak asing lebih banyak daripada yang ada di Museum Tekstil," ujar Kepala Museum Tekstil Indra Riawan seusai pembukaan pameran bertajuk "Wastra Sumba: Warisan Dunia dari Indonesia", Rabu (9/10).
Pameran yang berlangsung 9 - 20 Oktober itu menampilkan 80 lembar kain tradisional Sumba. Sebanyak 20 lembar kain di antaranya koleksi Museum Tekstil, sedangkan 60 lembar kain lainnya koleksi tiga kolektor, yakni keluarga Clemson, Judi Achyadi, dan Gading Haumara.
Indra mengatakan, di museum Basel, Swiss, terdapat koleksi kain tradisional sebanyak 5.000 lembar dan sekitar 2.000 lembar di antaranya adalah kain tenun Sumba. Selain itu, kain tenun Sumba dimiliki sejumlah kolektor dan museum di Belanda, Australia, dan Amerika Serikat.
Meihat hal itu, Indra mengatakan, pihaknya saat ini sudah menjalin kerja sama dengan negara-negara tersebut untuk menghimpun informasi tentang ragam motif tenun Sumba dan kain tradisional lainnya.
Informasi yang diperoleh nantinya akan disusun dalam database tentang kain tradisional Indonesia. Kain-kain itu tidak akan diminta karena Museum Tekstil tidak memiliki cukup ruang dengan teknik pemeliharaan yang cukup baik untuk menjaganya.
Margaret Clemson (68) adalh seorang kolektor kain asal AS yang mengoleksi 400 kain tradisional Indonesia. Sebanyak 60 lembar di antaranya adalah kain tenun Sumba. "Motif kain tenun Sumba sangat unik dan cantik," ujarnya.