Program Pulau Ikonis Sumba Dapat Hibah

By , Senin, 21 Oktober 2013 | 20:27 WIB

Hivos telah memperkenalkan inisiatif “Pulau Ikonis Sumba” pada tahun 2010 dengan dukungan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia. Sumba, salah satu pulau di NTT, akan menjadi pulau energi terbarukan pertama. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) memimpin program berani yang bertujuan mengembangkan pulau miskin 100 persen dapat ditopang energi terbarukan.

Inisiatif ini segera disambut oleh pemerintah daerah di empat Kabupaten Sumba, PLN, hingga pemerintah provinsi. Pada 2012, para pemangku kebijakan itu telah menandatangani nota kesepakatan memberikan komitmen guna mencapai tujuan. Dan kini, Kedutaan Besar Norwegia di Jakarta akan memberikan dana hibah sebesar 600.000 euro kepada organisasi pembangunan Belanda Hivos, untuk mendukung program Pulau Ikonis Sumba.

"Energi terbarukan (angin, air, surya, dan biogas) adalah yang terbaik dan solusi biaya yang paling efektif bagi orang-orang di pulau-pulau terpencil seperti Sumba," jelas Eco Matser, Koordinator Iklim, Energi dan Pembangunan Hivos di dalam siaran pers, Senin (21/10). Dadan Kusdiana, Direktur Bioenergi EBTKE-KESDM menambahkan "Kita bisa mencapai target 100 persen energi terbarukan melalui kerja sama dengan semua: dari pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil. Itulah sebabnya kelompok kerja (pokja) yang meliputi para pemangku kepentingan telah dibuat dan sebuah peta jalan bersama telah dikembangkan".

Marianne Damhaug, Minister Counsellor dari Kedutaan Besar Norwegia mengatakan, "Alasan utama kami untuk memberikan dukungan pada program ini adalah kerja sama yang terjalin antarpemangku kebijakan serta kesempatan untuk turut mendukung pembangunan melalui energi terbarukan. Pulau Ikonis Sumba dapat menjadi model bagi daerah atau pulau lain di Indonesia, bahkan di luar."

Pulau Sumba, yang terletak di provinsi NTT terpilih sebagai ikon untuk energi terbarukan karena merupakan salah satu daerah termiskin di Indonesia. Mayoritas 650.000 penduduknya tidak memiliki akses terhadap listrik. Pada tahun 2010, sebanyak 70 persen dari populasi ini menggunakan minyak tanah yang cukup mahal sebagai pencahayaan dan kayu bakar untuk memasak yang berpolusi dan berdampak buruk untuk kesehatan.

Hivos akan menggunakan dana hibah ini untuk memfungsikan sekretariat pokja Sumba yang dipimpin KESDM. Serta untuk menerapkan solusi energi terbarukan di lapangan, antara lain panel surya untuk memompa air irigasi, pembangkit listrik tenaga air bagi masyarakat terpencil, warung energi yang menyediakan lentera surya dan pengisian ponsel dan biogas yang dihasilkan dari kotoran hewan ternak untuk memasak dan penerangan.

Baca sebelumnya di tautan ini