Paus Pembunuh pun Alami Masa Menopause

By , Selasa, 22 Oktober 2013 | 10:19 WIB

Paus pembunuh (orca) menjadi salah satu dari tiga spesies betina yang mengalami masa menopause. Setelah proses reproduksi (menopause) berhenti, paus pembunuh betina akan meneruskan hidupnya dalam waktu yang cukup lama lagi, saat masa "mandulnya" tersebut ia manfaatkan untuk membantu paus muda khususnya anak-anak mereka untuk dapat bertahan hidup dan membantu membesarkan anak cucu mereka.Peneliti di  University of Exeter dan University of York  menyatakan bahwa hal ini adalah sifat evolusi langka. Paus pembunuh, manusia dan paus pilot merupakan tiga spesies yang mengalami masa menopause. Layaknya seorang ibu, paus pembunuh betina dapat bereproduksi dengan baik saat usianya menjelang 30 tahun, namun setelah itu ia dapat meneruskan hidupnya hingga 50 tahun ke depan. Sisa hidupnya untuk menjaga keluarga mereka , menyampaikan pengetahuan dan keterampilan kepada keturunannya, dan menjadi pemimpin dalam kelompoknya. Bahkan kehadiran paus betina dengan usia tua dapat diyakini secara dramatis meningkatkan peluang kelangsungan hidup paus jantan muda. Paus jantan sangat rentan saat usia muda, penelitian menunjukkan kematian paus jantan muda meningkat 14 kali lipat pasca kematian ibu mereka. Sementara paus betina hidupnya tidak terlalu bergantung dengan kehadiran seorang ibu."Paus pembunuh memiliki sistem sosial yang sangat tidak biasa, dimana putra dan putri mereka tidak menyebar dari kelompok sosial melainkan tinggal bersama ibu mereka sepanjang hidupnya, " kata Darren Croft, dosen perilaku hewan di Universitas Exeter, yang memimpin penelitian bersama dengan Dan Franks, ahli biologi dari University of York.Proses Menopause Paus Pembunuh BetinaFrank mengungkap berdasarkan data yang berasal dari lebih dari 550 paus selama lebih dari 30 tahun penelitian, terungkap bahwa paus pembunuh betina berhenti bereproduksi pada usia 30 hingga 40 tahun. Namun setelah menginjak masa menopause, ia dapat hidup hingga berusia 90 tahun. Sehingga 50 hingga 60 tahun dari kehidupannya, ia tidak dapat melahirkan lagi.Ada dua spesies paus yang mengalami masa menopause yaitu paus pembunuh betina dan pau pilot bersirip pendek. Selain dua jenis paus tersebut, ilmuwan belum menemukan jenis paus lain yang mengalami masa menopause. Diperlukan lebih banyak data utnuk menetapkan apakah suatu spesies benar-benar mengalami masa menopause.Secara biologis menopause merupakan suatu konsep yang aneh dan sangat sedikit spesies yang memiliki periode berkepanjangan dalam rentang hidup dimana mereka tidak dapat bereproduksi lagi. Hingga kini diketahui hanya ada tiga spesies yaitu manusia, paus pembunuh, dan paus pilot dimana ketiganya merupakan spesies yang hidup dalam hubungan keluarga yang sangat erat. Berbeda dengan manusia dimana mengalami perubahan kondisi fisiologi secara khusus saat menghadapi usia menopause sementara paus tidak mengalaminya. Sulit untuk mengetahui perubahan fisiologis pada paus pembunuh betina, mengingat, mereka tinggal di laut terbuka, sulit untuk mendapatkan data dan menganalisanya.Manfaat Spesies yang mengalami MenopauseKeberadaan sosok paus betina menopause diklaim meringankan kelangsungan hidup keturunannya. Menurut para ilmuwan dapat memberikan dukungan saat menghadapi paus lain, membantu keturunan mereka mencari makan dengan pengetahuan dan kepemimpinannya yang dimiliki.Kesamaan Menopause Paus dan ManusiaCroft mengungkapkan teori menunjukkan bahwa kunci untuk memahami mengapa menopause terjadi pada paus dan manusia adalah dengan memahami struktur sosial keduanya. Bagi keduanya, layaknya perempuan yang telah berumur, keterikatan dalam kelompok pun meningkat. Peningkatan keterkaitan tersebut artinya evolusi akan mendukung perempuan untuk beralih peran dari sekedar memiliki kempauan untuk menghasilkan anak dalam kehidupan menjadi sosok yang membantu anak-anak dan cucu mereka bertahan hidup dan bereproduksi saat ia mengalamu masa tidak mampu bereproduksi atau menopause.