Penanganan Wabah Polio di Suriah Terkendala Konflik

By , Selasa, 22 Oktober 2013 | 11:01 WIB

Para ahli menyampaikan kekhawatiran bahwa penyakit polio mungkin muncul kembali di Suriah yang tengah dilanda konflik bersenjata. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, mereka menerima laporan tentang wabah polio pertama di Suriah dalam kurun 14 tahun terakhir.

WHO melaporkan, angka kasus campak, tipus, dan hepatitis A meningkat di Suriah. "Mencermati skala perpindahan warga di dalam dan di sekitar perbatasan, ditambah dengan memburuknya kondisi kesehatan lingkungan, munculnya wabah tak bisa dihindari," kata Dr Jaouad Mahjour, direktur bagian penyakit menular WHO untuk kawasan Mediterania Timur.

Munculnya dugaan cluster polio dideteksi di Provinsi Deir al-Zour, pada awal Oktober 2013. Hasil awal kajian laboratorium di Damaskus menunjukkan dua di antaranya hampir dipastikan sebagai polio.

Kesehatan lingkungan memburukKementerian Kesehatan Masyarakat Suriah sudah meluncurkan program darurat, namun para pakar khawatir penyakit ini akan susah dikendalikan karena perang di negara tersebut. Program imunisasi juga hampir mustahil dilakukan di daerah-daerah yang menjadi lokasi kontak senjata, atau yang menjadi sasaran serangan. Akibatnya, tingkat vaksinasi turun cukup tajam, dari 95% pada 2010 menjadi sekitar 45% untuk 2013.

Di Suriah, sekitar sepertiga rumah sakit tidak berfungsi, dan di sejumlah kawasan 70% tenaga medis mengungsi. Risiko wabah polio juga meningkat akibat terlalu banyaknya jumlah warga di satu tempat, sanitasi yang buruk, dan minimnya pasokan air bersih.

Polio menyebar melalui konsumsi makanan atau minuman yang tercemar kotoran. Penyakit ini bisa juga menular antara manusia melalui air liur, meski model penyebaran ini jarang.