Kapten Collette: Kisah Perempuan di Medan Tempur

By , Kamis, 24 Oktober 2013 | 10:30 WIB

Kapten Ashley Collette tidak hanya tercatat sebagai satu-satunya perempuan di peletonnya ketika bertugas di medan tempur Afganistan, tetapi ia sekaligus memimpin satuannya.

Seperti dilaporkan oleh wartawan BBC, William Kremer, Kapten Ashley Collette berdinas di Angkatan Bersenjata Kanada dan ditugaskan di Afganistan. Angkatan Bersenjata Kanada memang membuka semua posisi untuk laki-laki dan perempuan.

"Tentara laki-laki dan perempuan tinggal bersama dan bertempur bersama-sama," jelas William Kremer.

Pada hari pertama Kapten Ashley Collette dan anggota peleton yang berjumlah 60 orang ditugaskan di kota terpencil Nakhonay, dekat Kandahar, mereka menghadapi serangan. "Saya pikir musuh tidak menyukai keberadaan kami," kata tentara perempuan tersebut.

Serangan seperti itu tidak berhenti pada hari pertama tugas. Setidaknya dua kali sehari, Peleton Enam yang merupakan bagian dari Resimen First Royal Kanada diserang oleh musuh, baik ketika berpatroli maupun ketika berada di kamp.

Ketika mendapat serangan langsung, menurut Collette, anggotanya dapat melihat peluru meluncur di langit pada malam hari. Namun hal yang paling mengerikan adalah serangan bom bunuh diri yang pada umumnya menggunakan bom rakitan. Salah satu anggotanya, Sersan Jimmy MacNeil, tewas dalam serangan bom ketika sedang melakukan patroli. 

Tentara perempuanKapten Ashley Collette merupakan salah satu tentara perempuan yang bertugas di Angkatan Bersenjata Kanada. Sekitar 12 persen tentara Kanada adalah perempuan yang telah diintegrasikan ke dalam peran tempur sejak 1989.

Pihak-pihak yang menentang perempuan di medan tempur berpendapat bahwa perempuan tidak mampu mengangkut tentara yang luka di medan perang. Tetapi, kata Collette, setiap tahun ia menjalani latihan untuk "mengangkat tubuh tentara" dan "menyeret tubuh tentara".